Pola Perubahan Penatagunaan Lahan Berdasarkan Transek Jarak dari Kota Makassar ke Arah Wilayah Pedalaman Kabupaten Gowa = Patterns of Land Use Changes Based on Transect Distances from Makassar City to Inland Areas of Gowa Regency

ALFIN KOGOYA. Pola Perubahan Penatagunaan Lahan Berdasarkan Transek Jarak dari Kota Makassar ke Arah Wilayah Pedalaman Kabupaten Gowa. Pembimbing: ZULKARNAIN CHAIRUDDIN dan RISMANESWATI.
Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola penatagunaan lahan melalui hubungan yang kompleks. Kabupaten Gowa mengalami perubahan lahan sangat signifikan dari tahun ke tahun disebabkan karena pertumbahan penduduk di Kota Makassar dan di Kabupaten Gowa itu sendiri. Hal ini menyebabkan tekanan pada sumberdaya lahan sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan atau konversi lahan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perubahan penatagunaan lahan dari wilayah perkotaan Kota Makassar ke arah wilayah pedalaman Kabupaten Gowa berdasarkan transek jarak. Metode. Pelaksanaan penelitian berbasis Sistem Informasi Geospasial, melalui pengolahan data citra satelit menggunakan metode klasifikasi terbimbing dan analisis uji akurasi kappa pada peta penggunaan lahan tahun 2000, 2010 dan 2020. Hasil. Kecenderungan perubahan penatagunaan lahan terjadi pada penggunaan hutan seluas 38.451 ha pada tahun 2000 menjadi kepenggunaan lainnya dalam sequence waktu. Pada jarak 5 km dari pusat perkotaan Kota Makassar yaitu di wilayah Kecamatan Manggala, pola perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan menjadi lahan pemukiman seluas 234 ha pada tahun 2020. Pada Jarak 13 km, yaitu di wilayah Kecamatan Pattalasang, alih fungsi lahan menjadi lahan sawah seluas 1.437 ha, kebun campur 421 ha, pemukiman 234 ha dan lahan kering 41 ha pada tahun 2020. Pada Jarak 22 km, yaitu di wilayah Kecamatan Parangloe, alih fungsi lahan menjadi lahan sawah, kebun campur, pemukiman, lahan kering dan badan air seluas 2.136 ha pada tahun 2020. Sedangkan pada Jarak 45 km, yaitu di wilayah Kecamatan Tinggimoncong, alih fungsi menjadi lahan sawah, lahan kering, kebun campur, dan pemukiman seluas 2.133 ha pada tahun 2020. Berdasarkan sequence waktu, dari tahun 2000, 2010, dan 2020, perubahan penggunaan lahan terbesar terjadi pada lahan hutan yang terus berkurang yakni dari 81,66% tahun 2000, turun menjadi 80,24% tahun 2010, hingga pada tahun 2020 menjadi 77,13%. Berbeda dengan lahan sawah yang bertambah, dari 10,19% pada tahun 2000, menjadi 10,74% tahun 2010, dan tahun 2020 mencapai 13,23%. Sama hal dengan penggunaan lahan lainnya yang cenderung semakin bertambah, seperti lahan kebun campur 2,74% (tahun 2000), 3,51% (tahun 2010), dan 3,63% (tahun 2020). Lahan kering 1,53% (tahun 2000), 1,55% (tahun 2010), dan 1,62% (tahun 2020). Lahan pemukiman 1,05% (tahun 2000), 1,11% (tahun 2010), dan 1,62% (tahun 2020). Juga badan air pada meningkat dari tahun 2000 2,82 %, mengalami peningkatan 2,83% pada tahun 2010 dan 2020. Kesimpulan. Dinamika pola perubahan penatagunaan lahan terhadap perkembangan kawasan perkotaan Kota Makassar ke arah wilayah pedalaman Kabupaten Gowa berdasarkan transek jarak adalah berbeda dari setiap wilayah pedalaman.

Kata Kunci: Sistem informasi geospasial, perubahan lahan, wilayah perkotaan, uji akurasi kappa.