Pemodelan Modified Spatial Durbin Model dengan Pendekatan Mean Shift Outlier Model pada Data Balita Wasting di Sulawesi Selatan

Pemodelan regresi spasial dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel respon dan prediktor dengan mempertimbangkan adanya pengaruh lokasi daerah yang dianalisis. Kondisi apabila terdapat ketergantungan antar lokasi disebut dengan dependensi spasial. Model yang mengakomodasi adanya dependensi spasial adalah Spatial Durbin Model (SDM). Namun, terkadang dapat ditemukan pencilan spasial. Menghilangkan pencilan spasial dapat mengubah komposisi efek lokasi sehingga diperlukan penanganan dengan mengakomodasi adanya pencilan spasial, yaitu dengan model Modified SDM dengan pendekatan Mean Shift Outlier Model (MSOM). Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model Modified SDM dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kasus balita wasting di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa model ini dapat mengakomodasi adanya pencilan spasial yang ditunjukkan dengan nilai Mean Square Error yang lebih kecil dari model SDM dan meningkatkan adjusted R-Square menjadi 93.80 %. Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kasus balita wasting di Provinsi Sulawesi Selatan adalah kesediaan akses minum layak, persentase pemberian ASI eksklusif dan vitamin, kepadatan penduduk, persentase penduduk miskin, pengeluaran perkapita untuk makanan dan persentase cakupan kunjungan balita untuk pelayanan kesehatan.