IMPLIKATUR PERCAKAPAN BAHASA BUGIS PADA KALANGAN PEREMPUAN PASSIO-SIO AGARA’ DI KABUPATEN WAJO : TINJAUAN PRAGMATIK

Bahasa sangat berperan penting dalam komunikasi. Namun, dalam berkomunikasi tak jarang terdapat sebuah tuturan yang memiliki makna tersirat yang sulit dimengerti atau makna yang bukan sebenarnya. Makna tersirat tersebut ialah implikatur. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan fungsi implikatur percakapan bahasa Bugis pada kalangan perempuan passio-sio agara’ di kabupaten Wajo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori pragmatik. Metode pengumpulan data dalam penelitan ini yaitu pengumpulan data lapangan dengan tehnik observasi, tehnik rekam, tehnik simak, tehnik catat, dan tehnik dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan ialah menerapkan koding data dengan tehnik analisis berdasarkan teori dari Grice untuk menemukan bentuk-bentuk implikatur dan teori Leech untuk menemukan fungsi implikatur percakapan perempuan passio-sio agara’ kemudian mengklasifikasikan dan menginterpretasikannya.
Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat 1 bentuk implikatur konvensional dan 29 implikatur percakapan. Adapun Fungsi implikatur yang ditemukan yakni 2 fungsi implikatur asertif berupa menyatakan untuk menolak, 2 fungsi implikatur asertif berupa menyatakan untuk memberikan sindiran, 3 fungsi asertif berupa menyatakn unutuk memunculkan humor, 1 fungsi implikatur asertif berupa menyatakan untuk bertanya, 13 fungsi implikatur asertif berupa memberikan informasi, 2 fungsi implikatur asertif berupa mengusulkan, 1 fungsi implikatur asertif berupa menyatakan dan menyimpulkan, 5 fungsi implikatur direktif berupa memerintah serta 1 fungsi implikatur komisif berupa penawaran. Dengan demikian, bentuk dan fungsi implikatur yang paling banyak digunakan dalam percakapan pada kalangan perempuan passio-sio agara’ yaitu bentuk implikatur percakapan dengan fungsi implikatur asertif berupa menyatakan untuk memberikan informasi.