ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA BUNDARAN DI KAWASAN MAMINASATA

Pesatnya pertumbuhan suatu negara dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya di bidang transportasi dimana transportasi berpengaruh signifikan terhadap pembangunan dan sebagai penunjang aktivitas masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Bundaran Mandai, Bundaran Riburane, dan Bundaran Samata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan pada 3 titik pengamatan, serta memprediksi tingkat kebisingan dengan menggunakan metode CoRTN (Calculation of Road Traffic Noise) berbasis Software Vissim pada tahun 2019-2023. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan selama 12 jam dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 19.00 dengan pengambilan sampel selama 10 menit per jam menggunakan SLM tipe TM-103. Sedangkan untuk prediksi hasil kebisingan digunakan variabel data volume dan kecepatan kendaraan. Untuk prediksi kecepatan kendaraan digunakan variable volume kendaraan yang ditambahkan 7% per tahun lalu di running pada Software Vissim. Hasil ukur tingkat kebisingan dimana dibagi menjadi 3 lokasi yaitu Bundaran Mandai sebesar 76,21 dB; Bundaran Riburane sebesar 75,82 dB; dan Bundaran Samata sebesar 80,09 dB dimana ketiga nilai tingkat kebisingan tersebut melebihi stadar baku mutu KepmenLH No. 48 tingkat kebisingan untuk kawasan perdagangan dan jasa yakni 70 dB. Hasil prediksi tingkat kebisingan berbasis model CoRTN pada bundaran di kawasan Maminasata hasilnya memiliki perbedaan dengan perhitungan menggunakan rumus Leq yaitu 73,47 dB untuk Bundaran Mandai; 70,07 dB untuk Bundaran Riburane; dan 73,40 dB untuk Bundaran Samata. Sedangkan perbedaan hasil prediksi 2019-2023, pada tahun 2019 sudah terdapat selisih ≥ 3 dB yakni 4,1 dB pada Bundaran Mandai, sehingga perlu dilakukan penanganan kebisingan terhadap kawasan ini.
Kata Kunci : Tingkat kebisingan, Calculation of Road Traffic Noise, Software Vissim, Bundaran