MODEL PENETAPAN PRIORITAS PENANGANAN BERDASARKAN STATUS KERENTANAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI STUDI KASUS SUB-DAS JENEBERANG, PROVINSI SULAWESI SELATAN


Pangerang, Andi Rachmat Arfadly A. (2024) MODEL PENETAPAN PRIORITAS PENANGANAN BERDASARKAN STATUS KERENTANAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI STUDI KASUS SUB-DAS JENEBERANG, PROVINSI SULAWESI SELATAN. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
P013191008_disertasi_02-08-2024 bab I-II.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
P013191008_disertasi_02-08-2024 cover1.jpg

Download (377kB) | Preview
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
P013191008_disertasi_02-08-2024 dp.pdf

Download (451kB)
[thumbnail of Full text] Text (Full text)
P013191008_disertasi_02-08-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: DAS Jeneberang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas lingkungan dan ketersediaan air khususnya bagi wilayah sekitarnya. Pada tahun 2004 terjadi longsor di DAS Jeneberang yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materil. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan tanah longsor, kerentanan sosial ekonomi, sehingga dapat menentukan lokasi prioritas penanganan berdasarkan tingkat risiko bencana hidrometeorologi disekitar wilayah DAS Jeneberang. Metode: Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu: 1) integrasi AHP dan MCE, Analisis SIG dan Pengambilan Keputusan Spasial untuk simulasi skenario untuk penilaian bahaya longsor; 2) penilaian kerentanan sosial dan kerentanan ekonomi masyarakat; 3) Penentuan lokasi prioritas penanganan. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa parameter curah hujan memiliki bobot paling tinggi dalam menentukan tingkat kerawanan longsor dengan nilai 0,327, hasil analisis MCE untuk penilaian tingkat kerawanan longsor di DAS Jeneberang menunjukkan seluas 18,829ha atau 18% dari luas DAS Jeneberang yang tergolong tingkat bahaya tinggi dan skenario optimis efektif menurunkan tingkat kerawanan tinggi longsor sebesar 9,14%, skenario moderat 8,72%, sedangkan skenario pesimis menurunkan 3,65%. Kerentanan sosial ekonomi di Kecamatan Bajeng, Kecamatan Pallangga, dan Kecamatan Somba Opu termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan kerentanan sosial ekonomi Kecamatan Bungaya, Kecamatan Parangloe, dan Kecamatan Tombolo Pao tergolong dalam tingkat sedang. Kesimpulan: Kecamatan yang menjadi prioritas I yaitu Kecamatan Tinggimoncong dengan luas 2103 ha kemudian Kecamatan bungaya 1258 ha, Kecamatan Parigi 881 ha, prioritas II paling luas terdapat pada Kecamatan Bungaya 1864 Ha, Kecamatan Manuju 912 ha, Kecamatan tinggimoncong 357 ha, Kecamatan Parigi 214 ha dan paling rendah Kecamatan Bontolempangan 102 Ha dan prioritas III yaitu Kecamatan Bungaya yang paling luas yaitu 1939 Ha, Kecamatan Tinggimoncong 948 ha, Kecamatan Manuju 916 ha.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Kerentanan, Kerawanan Longsor, Mitigasi Bencana, Hidrometeorolgi
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions (Program Studi): Program Pascasarjana > Ilmu Pertanian
Depositing User: Andi Milu
Date Deposited: 15 Nov 2024 01:14
Last Modified: 15 Nov 2024 01:14
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/39178

Actions (login required)

View Item
View Item