Implikasi Abusive Relationship Pasangan Berpacaran Dalam Konteks Komunikasi Interpersonal Di Kota Makassar

FADHILLAH ISMAIL. Implikasi Abusive Relationship Pasangan Berpacaran Dalam Konteks Komunikasi Interpersonal Di Kota Makassar. (Dibimbing oleh Iqbal Sultan dan Tuti Bahfiarti).

Berpacaran (dating) merupakan masalah yang kontemporer di kalangan usia dewasa awal, sebuah tindakan yang wajar sebagai wujud dari perasaan suka kepada lawan jenis namun kebanyakan menjadi pelampiasan nafsu yang berakibat buruk bagi para pelakunya. Persoalan pacaran tidak hanya berhubungan dengan perilaku seks bebas tetapi juga lebih kepada tindak kekerasan terhadap pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan yang dialami dalam berpacaran (abusive relationship), serta alasan seseorang bertahan pada hubungan yang abusive dan melakukan tindakan abusive kepada pasangannya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan dasar penelitian studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pacaran bukan lagi persoalan cinta dan kasih sayang akan tetapi lebih kepada naluri untuk menguasai, cenderung seseorang menganggap bahwa pacaran sebagai bentuk kepemilikan bukan lagi sebagai proses penjajakan untuk saling mengenal sebelum melangkah ke proses yang lebih serius yakni pernikahan. Adanya persepsi tersebut membuat seseorang melakukan kekerasan untuk mempertahankan apa yang dianggap sebagai miliknya.
Bentuk-bentuk kekerasan yang dialami dalam pacaran terbagi menjadi tiga yakni kekerasan verbal (verbal abuse), kekerasan fisik (physical abuse), kekerasan seksual (sexual abuse), faktor utama yang menjadi alasan seseorang bertahan pada abusive relationship (1) rasa sayang, sementara itu faktor yang menyebabkan seseorang melakukan abusive relationship (1) sifat tempramen, (2) sulit dalam mengontrol emosi. Implikasi dari abusive relationship adalah seseorang dapat melakukan self harm yang membahayakan diri sendiri.