STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN = THE DEVELOPMENT STRATEGY OG AGRIBUSINESS LAYER POULTRY IN BONE REGENCY SOUTH SULAWESI SELATAN

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bone dalam lima tahun terakhir ini semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan jumlah produksi dari usaha peternakan ayam ras petelur. Oleh karena itu usaha peternakan yang ada di Kabupaten Bone masih perlu untuk dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaiamana strategi pengembangan usaha agribisnis ayam ras petelur di Kabupaten Bone dengan mengidentifikasi karaktersitik peternak maupun peternakan ayam ras petelur, faktor internal dan eksternal usaha agribisnis ayam ras petelur dan menentukan prioritas strategi untuk usaha agribisnis ayam ras petelur. penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bone dengan jumlah responden sebanyak 32 peternak yang memiliki usaha agribisnis ayam ras petelur dan narasumber yang berasal dari stakeholder. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Untuk menjelaskan karakteristik peternak dan karakteristik usaha agribisnis akan digunakan Analisis Deskriptif Kuantitatif. Selanjutnya, untuk mengetahui faktor internal dan eksternal usaha peternakan ayam ras petelur menggunakan Analisis SWOT dan terakhir untuk menentukan strategi prioritas dari pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Bone digunakan alat analisis QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 peternak ayam ras petelur menjalankan usahanya secara mandiri dan berada di usia yang produktif dengan tingkat pendidikan tertinggi berada di SMA/SLTA dengan pengalaman beternak berada di kisaran 5-10 tahun. Selanjutnya, untuk Perancangan strategi pengembangan agribisnis ayam ras petelur dengan menggunakan analisis SWOT memperoleh 7 strategi yakni melakukan difersifikasi usaha untuk Pullet/DOC ayam ras petelur di Kabupaten Bone; menjaga kualitas produk telur dan kepercayaan konsumen; melakukan diserfikasi usaha pengolahan pakan ayam ras petelur di Kabupaten Bone; membentuk kontrak pemasaran antara pemerintah dengan peternak; membentuk mitra kerja antar pemasok Pullet/DOC dan Peternak melalui Pemerintah Daerah; membentuk program penguatan kapasitas usaha peternak secara profesional; dan membentuk kontrak kerjasama antar pemasok pakan dan peternak di Kabupaten Bone. Dimana, hasil dari analisis QSPM, diperoleh nilai Total Attractive Scores tertinggi pada strategi membentuk program penguatan kapasitas usaha peternak secara profesional dengan nilai 6,703. Adapun strategi dengan nilai Total Attractive Scores terendah adalah membentu mitra kerja antar pemasok Pullet/DOC dan peternak melalui pemerintah daerah dengan nilai 5,038. Sehingga kedua strategi alternatif dari hasil analisis QSPM tersebut dapat berjalan dengan baik dan bagus maka hasil yang akan dicapai yaitu pengembangan agribisnis ayam ras petelur di Kabupaten Bone bukan hal nihil bahkan bisa lebih baik dari apa yang diharapkan.

Keywords : Agribisnis, Ayam Ras Petelur, Strategi, SWOT, QSPM