JAFAR, MUH..ALFIIAN (2018) PERBANDINGAN ASPEK KLINIS DAN LABORATORIUM SINDROM NEFROTIK KELAINAN MINIMAL DAN BUKAN KELAINAN MINIMAL PADA ANAK. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
18_C110214110_Cover1.jpg
Download (5kB) | Preview
18_C110214110(FILEminimizer)..ok 1-2.pdf
Download (1MB)
18_C110214110(FILEminimizer)..ok dapus-lam.pdf
Download (590kB)
18_C110214110(FILEminimizer)..ok.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
MUH.ALFIAN JAFAR. Perbandingan Aspek Klinis dan Laboratorium Sindrom Nefrotik Kelainan Minimal dan Bukan Kelainan Minimal pada Anak. (dibimbing oleh Syarifuddin Rauf dan Dasril Daud.
Sindrom nefrotik idiopatik merupakan penyakit ginjal yang paling sering dijumpai pada anak. Berdasarkan histopatologi terdiri atas Sindrom nefrotik kelainan minimal dan bukan kelainan minima.Terdapat gejala klinik yang khas pada masing-masing gambaran histopatologi penderita sindrom nefrotik. Dalam hal ini pasien dengan sindrom nefrotik bukan kelainan minimal dapat berkomplikasi menjadi gagal ginjal.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan aspek klinis dan laboratorium antara sindrom nefrotik kelainan minimal dan bukan kelainan minimal pada anak.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, berdasarkan data rekam medik mulai Januari 2016 – Agustus 2018, pada Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP.Dr.Wahidin Sudirohusodo dan RSP.Universitas Hasanuddin. Terbagi menjadi 2 kelompok yaitu SNKM dan SNBKM, kemudian masing-masing di evaluasi umur, jenis kelamin, hipertensi, derajat edema, derajat hematuria, kadar proteinuria, kadar kolesterol, kadar albumin, kadar ureum dan kadar kreatinin. Data dianalisis secara bivariat menggunakan analisis chi-square / fisher’s exact test, dan mann whitney, secara multivariat menggunakan analisis regresi ganda logistic dan uji diagnostik
Dari total 36 subjek penelitian didapatkan penderita SNKM 10 anak (27,8%) dan SNBKM 26 anak (72,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan perbedaan bermakana pada hipertensi (p= 0,020 ; OR=12,3 95% ; CI 1,35-111,61) dan hematuria (p= 0,018 ; OR=7,7 ; 95%CI 1,52-39,75). Pada analisis multivariat hanya hematuria yang bermakna (p =0,014 ; OR=7,778 ; 95% CI 1,522 – 39,754). Hasil uji diagnostik sensitivitas hematuria pada SNBKM 77% dan spesitivitas 70% dengan nilai prediksi positif 87% dan nilai prediksi negatif 46%.
Pada penelitian kami menunjukkan bahwa hematuria merupakan penanda yang sensitif terhadap SNBKM.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 18 Mar 2021 06:54 |
Last Modified: | 18 Mar 2021 06:54 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/3863 |