BIOLOGI REPRODUKSI IKAN ENDEMIK ANCULUNG Dermogenys orientalis (Weber, 1894) DI KAWASAN KARST MAROS, SULAWESI SELATAN


Gazali, Muhammad (2023) BIOLOGI REPRODUKSI IKAN ENDEMIK ANCULUNG Dermogenys orientalis (Weber, 1894) DI KAWASAN KARST MAROS, SULAWESI SELATAN. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of L012201007_tesis_03-10-2023 CAVER1.jpg]
Preview
Image
L012201007_tesis_03-10-2023 CAVER1.jpg

Download (282kB) | Preview
[thumbnail of L012201007_tesis_03-10-2023 BAB 1-2.pdf] Text
L012201007_tesis_03-10-2023 BAB 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of L012201007_tesis_03-10-2023 DP.pdf] Text
L012201007_tesis_03-10-2023 DP.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of L012201007_tesis_03-10-2023.pdf] Text
L012201007_tesis_03-10-2023.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract (Abstrak)

Dermogenys orientalis merupakan ikan endemik Kawasan Karst Maros, Sulawesi Selatan. Ikan ini dikenal secara lokal sebagai ikan anculung dan termasuk dalam famili Zenarchopteridae. Ikan ini merupakan spesies yang berstatus rentan, dan terancam kelestariannya. Minimnya data dan informasi mengenai aspek biologi dan ekologi mengakibatkan upaya pengelolaan sumber daya ikan tersebut belum dilakukan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek reproduksi pada ikan anculung Dermogenys orientalis yang meliputi nisbah kelamin, kematangan gonad, ukuran pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas, dan diameter telur. Pengambilan sampel dilakukan selama 6 bulan, mulai Oktober 2021 hingga Maret 2022, di Sungai Bantimurung, Sungai Pattunuang, dan Sungai Sambueja, Kawasan Karst Maros, Sulawesi Selatan. Jumlah sampel ikan yang diperoleh di Sungai Bantimurung sebanyak 636 (225 ikan jantan dan 411 ikan betina), 457 ikan di Sungai Pattunuang (161 ikan jantan dan 296 ikan betina), dan 366 ikan di Sungai Sambueja (126 ikan jantan dan 240 ikan betina). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan anculung memiliki tipe reproduksi vivipar. Berdasarkan seksualitasnya, ikan jantan dan betina dibedakan berdasarkan ukuran atau bentuk tubuhnya. Secara keseluruhan perbandingan jenis kelamin ikan anculung tidak seimbang (bukan 1:1). Perolehan tingkat kematangan gonad dan indeks kematangan gonad pada betina lebih besar dibandingkan jantan. Ukuran ikan jantan pertama kali matang lebih kecil dibandingkan ikan betina, dan fekunditas ikan anculung relatif rendah.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan > Ilmu Perikanan
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 31 Oct 2024 00:36
Last Modified: 31 Oct 2024 00:36
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38620

Actions (login required)

View Item
View Item