ARAHAN PENENTUAN KLASTER INDUSTRI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI KECAMATAN MANGARABOMBANG, KABUPATEN TAKALAR

Kabupaten Takalar merupakan salah satu kabupaten terbesar dalam produksi rumput laut di Sulawesi Selatan (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, 2017). Hal tersebut didukung dengan ditetapkannya dalam Peraturan Presiden No.33 Tahun 2019 sebagai salah satu lokasi pembibitan rumput laut. Tingginya jumlah produksi rumput laut yang tidak sebanding dengan banyaknya rumput laut yang diolah menyebabkan rumput laut hanya dijual secara mentah tanpa diolah sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan kawasan budidaya rumput laut berbasis klaster industri dengan tujuan meningkatkan nilai produk dengan mempertimbangkan aspek penataan ruangnya agar dapat berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi eksisting komoditas rumput laut dan menentukan klaster industri pengembangan rumput laut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis spasial berupa analisis kesesuaian lahan dan daya dukung perairan yang merujuk pada indikator penentuan kluster industri rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Mangarabombang merupakan penghasil tertinggi untuk jenis rumput laut Euchemma Cottoni yang tersebar di Teluk Laikang dengan jumlah pembudidaya terbanyak yang berada di Desa Punaga dan Laikang. Hasil budidaya rumput laut kemudian dikeringkan dan didistribusikan ke industri olahan dan industri lokal. Penentuan klaster industri terbagi atas 3 zona yaitu zona produksi yang berada di sepanjang garis pantai Kecamatan Mangarabombang dengan luas 2458,04 Ha, zona pasca panen yang berada di Desa Punaga, dan zona pengolahan berada di Desa Punaga, Laikang, dan Pattokappang. Kata kunci: Rumput laut, euchemma cottoni, klaster industri, Kecamatan Mangarabombang