Yunus Guzasiah, Fradita Yudiastri (2023) HUBUNGAN KLIRENS PROKALSITONIN TERHADAP MORTALITAS PADA PASIEN SEPSIS YANG DITERAPI ANTIBIOTIK SESUAI KULTUR DI PERAWATAN INTENSIF. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
C135182001_tesis_01-12-2023 cover1.png
Download (151kB) | Preview
C135182001_tesis_01-12-2023 1-2.pdf
Download (4MB)
C135182001_tesis_01-12-2023 dp.pdf
Download (242kB)
C135182001_tesis_01-12-2023.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (4MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang: Pemakain antibiotik secara rasional pada pasien sepsis telah menjadi prioritas internasional untuk mengurangi resiko kejadian resisten obat antibiotik dan mengurangi angka mortalitas. Pola biakan kuman dan sensistivitas antibiotik dalam rumah sakit penting untuk diketahui, sehingga kita dapat mengidentifikasi bakteri yang resisten terhadap antibiotik, khususnya bakteri yang didapatkan oleh pasien dari rumah sakit akibat infeksi nasokomial. Penggunaan antibiotik secara rasional berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas pada pasien sepsis. Selain itu, biomarker infeksi bakteri pada pasien sepsis yaitu prokalsitonin juga dapat menjadi penanda keberhasilan terapi antibiotik. Dimana penurunan kadar prokalsitonin dalam darah yang dinilai sebagai klirens prokalsitonin menjadi tolak ukur keberhasilan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan klrens proklasitonin terhadap mortalitas pada pasien sepsis yang diberikan antibiotik sesuaui kultur di Intalasi Perawatan Intensif RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan retrospektif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan dengan mengabil data pasien sepsis yang diterapi antibiotik sesuai kultur kemudian mengambil data perubahan kadar prokalsitonin hari pertama dan 72 jam setelah diberikan antibiotik sesuai kultur dengan data pasien sejak Januari 2018 - Januari 2022. Pasien dikelompokkan klirens prokalsitonin < 70 % dan ≥ 70 % dan dihubungkan dengan kelompok hidup dan meninggal.
Hasil: Pola bakteri dari biakan kultur pada pasien sepsis yang di rawat di Instalasi Perawatan Intensif ditemukan bakteri Gram negatif dengan temuan bakteri paling banyak Burkholderia cepacia (37,93%) diikuti Acinetobacter baumanni (24,14%) dan Klebsiella pneumoniae (10,34%). Sensitivitas antibiotik tertinggi didapatkan pada antibiotik tigecycline sebesar 88,89 %. Pada pasien sepsis yang diterapi antibiotik sesuai kultur, didapatkan pasien dengan klirens prokalsitonin ≥ 70 % sebanyak 68 orang (58,6%), sedangkan pasien dengan klirens prokalsitonin < 70% sebanyak 48 orang (41,4%). Mortalitas 28 hari pada pasien dengan klirens prokalsitonin < 70% lebih tinggi (32 orang = 66,7 %) dibandingkan pasien dengan klirens prokalsitonin ≥ 70% 32 orang = (47,1 %)
Dengan uji Chi-square didapatkan hubungan signifikan antara klirens prokalsitonin <70% terhadap luaran mortalitas 28 hari pada pasien sepsis yang diberikan antibiotik sesuai kultur (p < 0,05)
Simpulan: Klirens prokalsitonin < 70% dapat menjadi prediktor mortalitas 28 hari pada pasien sepsis yang mendapatkan antibiotik sesuai kultur
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Anestesiologi |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 28 Oct 2024 00:51 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 00:51 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/38308 |