Produksi Kain Tenun Sutera Di Wilayah Wajo Tahun 1950-1998 = Silk Moven Fabric Production In The Wajo Region 1950-1998

Penelitian ini secara umum menjelaskan mengenai transformasi teknologi dalam produksi kain tenun sutera di wilayah Wajo tahun 1950-1998. Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian pertama mengenai masyarakat Wajo mengikuti jejak seorang pengusaha kain sutera dalam mengadopsi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di wilayah Wajo pada tahun 1950-1998. Penelitian ini juga melihat kesulitan apa yang masyarakat Wajo hadapi dalam proses mengadopsi ATBM dan keadaan masyarakat yang tidak mengadopsi ATBM. Penelitian ini kemudian menjawab permasalahan yang kedua mengenai bahan baku benang bandong yang digunakan dalam produksi dengan ATBM di wilayah Wajo Tahun 1950-1998 dan penggunaan benang sutera asli. Karya ini disusun menggunakan metode sejarah berupa sumber primer yaitu arsip-arsip dan metode wawancara. Selain itu juga menggunakan sumber sekunder berupa buku-buku, jurnal, dan skripsi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tahun 1950 teknologi produksi kain tenun sutera di Wajo mengalami transformasi dari teknologi alat tenun tradisional beralih menggunakan ATBM. Teknologi ATBM merupakan alat produksi yang tergolong modern dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan produksi kain tenun sutera di Wajo. ATBM memiliki dua model teknologi, model pertama dikenal dengan ATBM mini yang hanya memproduksi kain tenun dengan bahan baku benang bandong, sementara model kedua dikenal dengan ATBM jangkar yang berukuran lebih besar dari model pertama yang nantinya bisa memproduksi benang sutera asli maupun benang bandong.

Keywords : Transformasi, Wajo, Teknologi, Tradisional, ATBM.