Samel, Linda Imelda (2024) FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2023 = RISK FACTORS FOR THE INCIDENCE OF SCHISTOSOMIASIS IN THE COMMUNITY IN LINDU DISTRICT SIGI REGENCY CENTRAL SULAWESI PROVINCE IN 2023. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
K012221027_tesis_06-08-2024 cover1.png
Download (344kB) | Preview
K012221027_tesis_06-08-2024 1-2.pdf
Download (2MB)
K012221027_tesis_06-08-2024 dp.pdf
Download (2MB)
K012221027_tesis_06-08-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 26 September 2026.
Download (6MB)
Abstract (Abstrak)
LINDA IMELDA SAMEL. FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2023 (dibimbing oleh Andi Zulkifli Abdullah dan Ida Leida Maria).
Latar Belakang. Schistosomiasis adalah penyakit parasit akut dan kronis yang di sebabkan oleh cacing darah dari genus schistosoma dengan perantara siput yang mencemari air tawar sehingga menginfeksi manusia dan hewan mamalia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian schistosomiasis pada masyarakat di Kecamatan Lindu. Metode. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang melakukan pemeriksaan tinja dilaboratorium dengan hasil positif dan negatif diwilayah kerja puskesmas Lindu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 110 (22 kasus,88 kontrol) kasus adalah penduduk yang menderita schistosomiasis dengan hasil tinja positif dari tahun 2020-2023. Sedangkan kontrol adalah tetangga penderita yang tidak menderita schistosomiasis.Tehnik pengambilan sampel kasus adalah Exhaustive sampling, sedangkan kontrol menggunakan metode simple random sampling. analisis bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regressi logistic. Hasil. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian schistosomiasis secara signifikan adalah penggunaan sumber air (OR= 7,809;95%CI=1,979-31,158), penggunaan Alat Pelindung Diri (OR=9,066; 95%CI=2,834-31,468), minum obat cacing (OR=4,5; 95%CI=1,463-13,613), dan penggunaan jamban (OR= 12,647 ; 95%CI=1,821-138,206). Pada analisis multivariat, penggunaan Alat Pelindung Diri dihasilkan(OR=7,89, nilai p=0,000,coef 2,06) dan penggunaan jamban (OR=8,55 dengan nilai p=0,028, coef 2,14) probabilitas sebesar 15,89%. Kesimpulan. Responden yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dan tidak menggunakan jamban memiliki besaran risiko15,89 kali terhadap kejadian schistosomiasis. Saran bagi masyarakat agar memiliki kesadaran diri yang tinggi terhadap kejadian schistosomiasis untuk menggunakan APD dan jamban serta menggunakan sumber air bersih. Dan untuk petugas kesehatan serta pemerintah setempat agar lebih fokus dalam perencanaan program untuk memberantas penyakit schistosomiasis.
Keywords : Faktor Risiko, Schistosoma japonicum, Schistosomiasis, Masyarakat Lindu.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Risk Factors, Schistosoma japonicum, Schistosomiasis, Lindu Society. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kesehatan Masyarakat > Kesehatan Masyarakat |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 15 Oct 2024 05:24 |
Last Modified: | 15 Oct 2024 05:24 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/37874 |