Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) yang Diberikan Kompos Feses Sapi dan Feses Walet

Upaya penyediaan hijauan pakan yang berkesinambungan dengan mengembangkan hijauan pakan alternatif yang lebih adaptif terus dikembangkan demi menunjang keberlangsungan produksi ternak. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) sebagai hijauan pakan memiliki daya adaptasi yang tinggi, tetapi kualitas gizinya masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan jagung yang ditanaman pada kondisi serupa. Pemupukan sangat perlu dilakukan guna memperbaiki kualitas gizi tanaman sorgum. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi. Kotoran hewan ternak sapi dan feses walet sangat potensial untuk dijadikan pupuk kompos karena memiliki unsur hara yang diperlukan tanaman. Penelitian ini bertujuan yaitu untuk mengetahui kandungan protein kasar dan serat kasar tanaman sorgum yang diberikan kompos feses sapi dan feses walet. Penelitian ini diatur menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan uji lanjut Duncan menggunakan 4 perlakuan dan 4 ulangan untuk setiap perlakuan P0=Kontrol (pupuk urea), P1= Feses Sapi 100%; P2= Feses Sapi : Feses Walet (50% : 50%); dan P3= Feses Walet 100%. Parameter yang diamati terdiri dari protein kasar dan serat kasar. Hasil penelitian rata-rata kandungan protein kasar yakni P0=14,09; P1=13,71; P2=14,02; P3=16,26. Rata-rata kandungan serat kasar yakni P0=31,81; P1=32,07; P2=32,48; P3=32,13. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kompos feses walet 100% dapat meningkatkan kandungan protein kasar tanaman sorgum namun tidak berpengaruh terhadap serat kasarnya.