IDENTIFIKASI JASA EKOSISTEM DI AREAL HKM GABUNGAN KELOMPOK TANI HUTAN TANDUNG BILLA KELURAHAN BATTANG KECAMATAN WARA BARAT KOTA PALOPO = IDENTIFICATION OF ECOSYSTEM SERVICES IN THE HKM AREA OF THE TANDUNG BILLA FOREST FARMER GROUP IN BATTANG SUB-DISTRICT, WEST WARA SUB-DISTRICT, PALOPO CITY

Latar Belakang. Nilai suatu kawasan hutan sering kali dihitung hanya berdasarkan nilai jumlah produksi kayu yang dihasilkan, tetapi hutan juga memiliki nilai manfaat jasa lingkungan yang lebih besar dari nilai produksi kayu. Jasa lingkungan hutan yang sering diabaikan dapat menyebabkan laju degradasi ekosistem hutan menjadi lebih cepat. Sejumlah jasa lingkungan lain yang dihasilkan dari hutan juga memiliki nilai, yang lebih besar daripada nilai produksi kayu. Tujuan. Mengidentifikasi jasa- jasa ekosistem hutan melalui akses pengelolaan lahan berdasarkan perspektif masyarakat (emik) serta menganalisis persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem di areal HKm Gapoktan Tandung Billa Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo. Metode. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 137 orang dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 responden Data akan di analisis sesuai indikator jasa ekosistem antara lain Jasa Penyediaan (Provisioning), Jasa Pengaturan (Regulating), Jasa Budaya (Cultural), Jasa Pendukung ( Supporting). Hasil. diperolah informasi bahwa terdapat beberapa jenis jasa ekosistem di HKm GAPOKTAN Tandung Billa antara lain jasa ekosistem penyediaan (provisioning), jasa ekosistem pengaturan (regulating), jasa ekosistem budaya (cultural), dan jasa ekosistem pendukung (supporting). Kesimpulan. Terdapat beberapa jenis jasa ekosistem di HKm GAPOKTAN Tandung Billa antara lain jasa ekosistem penyediaan berupa Sumber Air bersih, pangan dan bahan bakar, jasa ekosistem pengaturan Proses regulasi ekosistem pemurnian air dan pengaturan iklim , jasa ekosistem budaya tempat tinggal dan pengembangan wisata, dan jasa ekosistem pendukung biodiveristas dan siklus hara . Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem tergolong rendah karena kurangnya keterampilan, pengalaman dan kesempatan anggota dalam pengelolaan KUPS.