Penerapan Peran Clinical Care Manager (CCM) dalam Implementasi Integrated Clinical Pathway (ICP) Dispepsia Berbasis Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di Ruang Perawatan Rinra I RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan

Latar Belakang: Tuntutan perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan, maka dianggap
penting untuk menyelaraskan kualitas pelayanan dan praktik perawatan berbasis bukti seperti
ICP. CCM memiliki peran krusial utama untuk mengoptimalkan kualitas kegiatan asuhan
keperawatan yang terdapat dalam ketetapan ICP, namun peran CCM belum diamati kegiatan
rutinitas tugas dan tanggung jawab hariannya, khususnya bila ditinjau dari fungsi manajemen
CCM akan fungsi pengarahan dan pengawasan. Tujuan: Untuk mengetahui deskripsi
optimalisasi peran CCM dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya pada pasien
implementasi ICP dispepsia yang dikelola dengan penerapan MPKP di Ruang Perawatan Rinra
I RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan
Metode: Laporan ini menggunakan metode observasi case report, tahapan-tahapan yang
dilakukan yaitu menemukan fenomena, melakukan observasi dan wawancara,
mengidentifikasi masalah, intervensi bermain peran menerapkan evidence-based practice
hingga penulisan laporan kasus. Dengan jumlah sampel diperoleh sebanyak 6 pasien.
Pengumpulan data dilakukan langsung di Ruang Perawatan Rinra I RSUD Haji Provinsi
Sulawesi Selatan.
Hasil: Peran CCM melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal pada pasien
kelolaan, yang tidak diamati pada pasien tidak dikelola peran CCM belum optimal.
Kesimpulan: Aspek kualitas asuhan keperawatan proses asuhan keperawatan pasien pasien
kelolaan diagnosa keperawatan terangkat minimal dua, kriteria hasil belum terukur,
keberhasilan proses keperawatannya lebih optimal meski flukuatif perubahannya, sementara
pada pasien non kelolaan belum optimal dari diagnosa keperawatan hanya satu, luaran
keterukurannya belum ideal, belum teramati perubahan keberhasilannya berdasarkan evaluasi
hingga hari kepulangan pasien perkembangan keluhan yang terdokumentasi masih sama.
Aspek kepuasan pasien indikator kepuasannya lebih banyak jawaban tidak puas bahkan hingga
sangat tidak puas pasien non kelolaan, dibandingkan pada pasien kelolaan jawaban lebih sering
sangat puas dengan pelayanan keperawatan yang telah diberikan, utamanya dijelaskan dari
indikator yang dianggap mencerminkan kualitas asuhan keperawatan meliputi jaminan
(assurance), empati (empathy) dan keandalan (responsiveness).