Gambaran Kejadian Sarcopenia pada Lansia dengan Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Makassar

Latar belakang: Penuaan ditandai dengan adanya penurunan fungsi organ dan sering diikuti oleh diabetes melitus (DM). Insiden DM meningkat setiap tahun, dengan 1,5 juta kematian pada 2019, dan 48% terjadi sebelum usia 70 tahun. DM dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sarcopenia, yaitu sindrom kelemahan otot dengan penurunan massa otot. Sarcopenia pada penderita DM muncul sebagai komplikasi ketiga selain mikrovaskuler dan makrovaskuler, yang dapat menyebabkan kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penilaian awal sarcopenia pada lansia diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Kota Makassar.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil menggunakan teknik non-probability (purposive sampling) dengan total 123 responden. Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan alur penegakan diagnosa AWGS 2019.
Hasil: Berdasarkan penilaian awal sarcopenia pada lansia dengan DM didapatkan hasil pengukuran massa otot 80 orang (65%) memiliki massa otot yang rendah. Berdasarkan pengukuran kekuatan otot didapatkan 79 responden (64.2%) memiliki kekuatan otot yang rendah. Berdasarkan performa fisik didapatkan performa fisik yang rendah dengan jumlah 99 responden (80.5%). Serta didapatkan sebagian besar lansia dengan DM di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Makassar memiliki kemungkinan sarcopenia sebanyak 75 responden (61.0%).
Kesimpulan: Sebagian besar lansia dengan DM memiliki kemungkinan sarcopenia yang tinggi. Penilaian sarcopenia pada lansia dengan DM di wilayah kerja Puskesmas Kota Makassar didapatkan kemungkinan sarcopenia banyak terjadi pada laki-laki, sudah tidak bekerja, memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, serta yang menderita DM selama 5-10 tahun.