GAMBARAN PEMANFAATAN POST NATAL CARE PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

Latar belakang: Fase pasca persalinan, atau masa nifas, adalah periode kritis bagi ibu dan bayi yang dimulai segera setelah melahirkan dan berlangsung hingga 42 hari. Angka kematian ibu global sangat tinggi, terutama dalam 24 jam pertama dan beberapa minggu setelah melahirkan, dengan penyebab utama seperti perdarahan hebat, infeksi, dan komplikasi persalinan. Berbagai program telah dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ini, termasuk layanan kesehatan untuk ibu hamil dan nifas, perawatan pasca persalinan, serta layanan keluarga berencana. Namun, cakupan kunjungan nifas di Indonesia bervariasi dan menunjukkan kesenjangan antar provinsi, dengan beberapa daerah mengalami penurunan cakupan. Faktor-faktor seperti pendidikan, pendapatan, dan peran suami memengaruhi kepuasan layanan nifas. Pemahaman yang kurang tentang layanan nifas dan kinerja petugas kesehatan yang belum optimal juga mempengaruhi pemanfaatan layanan ini. Penelitian ini penting untuk memahami pola pemanfaatan layanan pasca melahirkan di Makassar dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui gambaran pemanfaatan postnatal care pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kota Makassar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 96 ibu nifass yang mengunjungi Puskesmas Tamalate dan Sudiang serta mengisi kuesioner yang disediakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probabilitas, khususnya purposive sampling.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas tidak melakukan kunjungan sesuai dengan jadwal masa nifas mereka, dengan 59 ibu (61,5%) tidak mengikuti jadwal dan 37 ibu (38,5%) mematuhinya. Sebagian besar responden memiliki pendidikan menengah (57,3%) dan bekerja sebagai karyawan swasta (42,7%). Mayoritas ibu nifas memiliki satu anak (primipara). Selain itu, 77 ibu (80,2%) melahirkan secara normal, sementara 19 ibu (19,8%) melahirkan melalui operasi caesar. Mengenai faktor yang mempengaruhi perawatan pasca persalinan, 71 responden (74%) memiliki pengetahuan yang kurang, sedangkan 56 responden (58,3%) memiliki sikap positif. Sebanyak 48 responden (50%) tinggal dekat atau pada jarak sedang dari layanan kesehatan, dengan tidak ada yang tinggal jauh. Semua responden (100%) melaporkan kemudahan transportasi ke layanan kesehatan. Sebagian besar ibu nifas memiliki dukungan keluarga (59 ibu, 61,5%), tetapi dukungan dari petugas kesehatan sebagian besar dikategorikan tidak mendukung (61 responden, 63,5%).
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu nifas tidak memanfaatkan postnatal care secara optimal, dengan mayoritas (59 ibu, 61,5%) melakukan kunjungan pasca persalinan yang tidak sesuai.