Perbandingan Efektivitas Pencucian Luka dengan Teknik Swabbing dan Kompres Kasa terhadap Kadar TIMP-1 pada Pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Perawatan Luka Sulawesi Selatan = A Comparison of the Effectiveness of Wound Washing Using Swabbing Techniques and the One Using Gauze Compresses on TIMP-1 Levels in Diabetic Foot Ulcer Patients at Wound Care Clinics in South Sulawesi

SITTI HALIJA. Perbandingan Efektivitas Pencucian Luka dengan Teknik Swabbing dan Kompres Kasa terhadap Kadar TIMP-1 pada Pasien Luka Kaki Diabetik di Klinik Perawatan Luka Sulawesi Selatan : Quasi Eksperimental (dibimbing oleh Andina Setyawati dan Erfina).
Luka kaki diabetik adalah komplikasi umum dari diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dan sering kali terinfeksi, yang disebut infeksi kaki diabetik. Prevalensi DFU di Indonesia hampir tiga kali lipat dari prevalensi dunia. Infeksi menjadi patologi utama amputasi ekstermitas bawah pada DFU. Infeksi secara aktif meningkatkan matriks metalloproheinases-9 (MMP-9), meningkatkan peradangan dan menurunkan angiogenesis sehingga luka menjadi lebih lama sembuh. TIMP-1 sebagai inhibitor MMP-9 berperan penting terhadap penyembuhan DFU. Manajemen infeksi berupa pencucian luka juga menjadi bagian integral manajemen DFU. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas pencucian luka dengan teknik swabbing dan kompres kasa terhadap kadar TIMP-1 pada DFU. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan pretest dan posttest. Penelitian dilakukan pada beberapa tempat praktik mandiri keperawatan di Sulawesi Selatan, Indonesia. Target 32 responden pasien DFU berusia 20-90 tahun, klasifikasi wagner I-III, ukuran luka minimal 2x2 cm (two dimensial assessment), mendapatkan perawatan luka secara teratur, pada luka belum terdapat jaringan granulasi, dan jika ada jumlahnya <10% menutupi dasar luka. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi swabbing dan intervensi kompres kasa. Penentuan kelompok di lakukan dengan pengundian sederhana. Pada kelompok swabbing, luka di usap secara lembut menggunakan cairan PHMB 0,3% dan pada kelompok kompres dilakukan kompres kasa menggunakan cairan PHMB 0.3%. Sampel pre di ambil pada kunjungan pertama dan sampel post di ambil setelah dua kali intervensi pada kunjungan ketiga. Pemeriksaan kadar TIMP-1 dilakukan dengan menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar TIMP-1 pada kelompok swabbing dengan nilai p=0.001, sedangkan pada kelompok intervensi kompres kasa tidak ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0.697. Tidak ada perbedaan pada kedua teknik pencucian luka terhadap kadar TIMP-1 dengan nilai p=0.624. Terdapat penurunan kadar TIMP-1 pada kedua kelompok intervensi pencucian akan tetapi, penurunan yang signifikan di dapatkan pada kelompok intervensi swabbing dibandingkan dengan kelompok intervensi kompres kasa.