DINAMIKA POPULASI DAN ANALISIS ASPEK BIOLOGI IKAN KUNIRAN Upeneus guttatus (Day, 1868) DI PERAIRAN POLEWALI MANDAR = Population Dynamics and Analysis Biologic Aspects Of The Goatfish, Upeneus guttatus (Day, 1868) In The Water Of The Polewali Mandar

Upeneus guttatus merupakan salah satu sumberdaya ikan demersal yang dimanfaatkan untuk konsumsi lokal dan umpan ikan bercita rasa yang enak dan digemari oleh masyarakat di Polewali Mandar. Tingginya permintaan terhadap Upeneus guttatus mengakibatkan terjadinya eksploitasi yang tidak terkendali. Kegiatan penangkapan yang dilakukan secara terus menerus dapat mempengaruhi ketersediaan dan mengubah stok sumberdaya Selain Upeneus sulphureus dan Upeneus moluccensis, informasi mengenai dinamika populasi dan aspek biologi spesies Upeneus guttatus belum pernah diketahui khususnya di Polewali Mandar. Oleh karena itu, penelitian ini dipandang perlu untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dinamika populasi dan aspek biologi Upeneus guttatus yang tertangkap di Perairan Polewali Mandar, agar dapat dijadikan sebagai data dasar dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan. Metode, Pengambilan sampel dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2023 di Perairan Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif eksploratif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling, kegiatan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pengambilan data dan pengolahan data. Hasil. Selama penelitian diperoleh 1134 ekor ikan kuniran terdiri atas 989 ekor jantan dan 145 ekor betina. Pola rekruitmen ikan kuniran memiliki tiga puncak di bulan Agustus dan September serta dua puncak di bulan Oktober. Nilai dugaan L∞ 193 mm dengan nilai K 0,51 per tahun. Laju mortalitas total ikan kuniran 3,48 per tahun. Laju eksploitasi ikan kuniran sebesar 0,80 yang menggambarkan populasi Upeneus gutttaus telah tergolong lebih tangkap. Aspek biologi ikan kuniran diperoleh ukuran pertama kali matang gonad ikan jantan pada ukuran 139,69 mm dan betina pada ukuran 78,7 mm. Hubungan panjang bobot ika kuniran menunjukkan pola pertumbuhan hipoalometrik atau alometrik negatif yang berarti pertambahan panjang total lebih cepat dari pertambahan bobot tubuh. Nilai faktor konisi ikan kuniran lebih dari satu yang menunjukkan bahwa kondisi fisik ikan yang baik untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Kesimpulan, hasil penelitian menyatakan bahwa terjadinya eksploitasi berlebih di lokasi penelitian.