Slamet, Winda Levisa (2024) Persepsi Orang Tua Tentang Literasi Kesehatan Seks bagi Anak Usia Dini di Kota Bandung dan Kota Tobelo = Parent’s Perceptions About Sexual Health Literacy for Early Childhood in Bandung City and Tobelo City. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
K012212001_tesis_23-08-2024 cover1.jpg
Download (294kB) | Preview
K012212001_tesis_23-08-2024 bab 1-2.pdf
Download (955kB)
K012212001_tesis_23-08-2024 dp.pdf
Download (1MB)
K012212001_tesis_23-08-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 15 August 2026.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Literasi kesehatan pribadi adalah sejauh mana individu memiliki kemampuan untuk menemukan, memahami, dan menggunakan informasi dan layanan untuk menginformasikan keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Literasi kesehatan seks bagi anak usia dini adalah mengenai pendidikan seks yang dipahami sebagai proses pengajaran dan pembelajaran tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial seksualitas. Sehingga mampu membekali anak dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang akan memberdayakan mereka untuk mewujudkan kesehatan, kesejahteraan dan martabat mereka. Namun di Indonesia masih banyak orang tua yang beranggapan tidak perlu memberikan pendidikan seks kepada anak usia dini karena beranggapan anak usia dini masih belum dapat memahami pendidikan seks. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan membandingkan persepsi orang tua tentang literasi kesehatan seks di Kota Bandung sebagai perwakilan dari kota metropolitan dan Kota Tobelo sebagai perwakilan dari kota kecil. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Data diambil dengan mewawancari 26 informan yang terdiri dari 16 orang tua dan 10 guru dari TK Pandu di Kota Bandung Sekolah Bina Iman Anak Gereja 7 Bunda Kedukaan di Kota Bandung, TK Karmel di Kota Tobelo dan Kelompok Belajar Anak & Remaja 'Soli Deo Gloria' di Kota Tobelo. Hasil. Orang tua dari kedua kota beranggapan pendidikan seks bagi anak usia dini adalah hal yang penting untuk diberikan kepada anak sejak anak dimulai dari usia 3-5 tahun walaupun terdapat perbedaan anggapan tabu dari kedua kota. Orang tua di Kota Bandung beranggapan pendidikan seks bagi anak usia dini harus terus dibagikan kepada keluarga dan kerabat agar tidak ada lagi pandangan tabu sehingga anak bisa mendapatkan pendidikan seks dengan baik. Sementara orang tua di Kota Tobelo beranggapan pandangan tabu membuat orang tua jarang atau tidak pernah membagikan informasi pendidikan seks bagi anak usia dini kepada keluarga dan kerabat. Walaupun demikian orang tua dari kedua kota tetap memberikan pendidikan seks kepada anak mereka agar anak bisa terhindar dari kekerasan seksual. Pendidikan seks yang telah diberikan oleh orang tua kepada anak adalah mengajarkan anak perbedaan jenis kelamin, mengajarkan anak bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh atau diperlihatkan pada orang lain dan toilet training. Orang tua juga sepakat bila sekolah memberikan pendidikan seks kepada murid akan memberikan manfaat yang baik untuk anak mereka. Kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak banyak perbedaan persepsi antara orang tua di Kota Bandung dan Kota Tobelo.
Background. Personal health literacy is how individuals find, understand, and use information and services to inform health-related decisions and actions for themselves and others. Sexual health literacy for early childhood is about sex education, which is understood as a teaching and learning process about the cognitive, emotional, physical, and social aspects of sexuality to equip children with knowledge, skills, attitudes, and values that will empower them to realize their health, well-being, and dignity. However, in Indonesia, many parents still believe that sex education for young children is unnecessary, thinking that these children are too young to comprehend such topics. Aim. This study aims to reveal and compare parents’ perceptions of sexual health literacy in Bandung City as a representative of a metropolitan city and Tobelo City as a representative of a small town. Method. This research is qualitative with a case study design. Data was collected by interviewing 26 informants, consisting of 16 parents and 10 teachers, from Pandu Kindergarten in Bandung City, Children's Faith Building School ‘7 Bunda Kedukaan’ Church in Bandung City, Karmel Kindergarten in Tobelo City, and Children & Youth Study Group ' Soli Deo Gloria' in Tobelo City. Result. Parents in Bandung believe that sex education for young children should be consistently shared with family and relatives to eliminate taboo attitudes and ensure children receive proper education. In contrast, parents in Tobelo City feel that taboo views often lead to a lack of communication about sex education for young children among family and relatives. In addition, parents in both places continue to teach their kids about sex so that they can stay away from sexual assault. Children are taught the distinctions between genders, which body parts are appropriate to touch or reveal to others, and how to use the bathroom as part of their sex education by their parents. Parents concur that their children will benefit much from sex education if it is offered in schools. Conclusion. Parents in Bandung City and Tobelo City have similar perceptions about each other.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Keywords: Sexual Health Literacy, Early Childhood, Parental Perception |
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kesehatan Masyarakat > Kesehatan Masyarakat |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl |
Date Deposited: | 03 Sep 2024 02:51 |
Last Modified: | 03 Sep 2024 02:51 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/36425 |