Kombinasi Trichoderma asperellum dan Aspergillus flavus untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal umbi pada bawang merah di Kabupaten Enrekang = Combination of Trichoderma asperellum and Aspergillus flavus to control bulb root rot disease in shallots in Enrekang Regency

Pemanfaatan cendawan antagonis sebagai agens hayati menjadi salah satu alternatif pengendalian penyakit secara terpadu dalam budidaya tanaman bawang merah. Selain itu agens hayati juga memiliki kemampuan dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, dan lokasi pengujian pada tanaman bawang merah
dilaksanakan di Dusun Sipate, Desa Pekalobean, Kecamatan Angeraja, Kabupaten Enrekang, mulai dari bulan Agustus sampai Desember 2023. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) monofaktor, terdiri atas lima perlakuan dalam empat kelompok. Data yang telah diperoleh dianalisa menggunakan Analisis Ragam (ANOVA) dan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Aplikasi
cendawan berpengaruh nyata terhadap intensitas penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Perlakuan kombinasi cendawan memiliki nilai intensitas serangan penyakit terendah yaitu 27,95%, dengan efektivitas pengendalian mencapai 59,4%. Aplikasi cendawan juga berkontribusi pada
peningkatan tinggi dan produksi tanaman. Hasil penelitian menunjukan aplikasi cendawan berpotensi meningkatkan produksi hingga 24,8% pada tanaman bawang merah.

Kata kunci : Trichoderma asperellum, Aspergillus flavus, intensitas penyakit, produksi, Fusarium oxysporum f.sp. cepae.