Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran Ikan Layang (Decapterus spp) Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Beba Kabupaten Takalar = SUPPLY CHAIN ANALYSIS AND EFFICIENCY LEVELS MARKETING OF SCADS FISH (Decapterus sp) AT THE FISH LANDING BASE BEBA TAKALAR DITRICK

SALMAN. Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran Ikan Layang (Decapterus spp) Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Beba Kabupaten Takalar (dibimbing oleh Aris Baso dan Amiluddin)

Latar belakang. Aktivitas pemasaran komoditi perikanan yang mengalami fluktuasi harga mampu memberikan dampak terhadap permintaan dan penawaran ikan skala konsumsi rumah tangga maupun yang telah pada kategori memiliki nilai ekonomi tinggi. Aktivitas pendaratan ikan di pangkalan pendaratan ikan Beba, sebagai sentra perdagangan perikanan di Kabupaten Takalar yang belum secara maksimal memerankan sebagai pasar yang mampu menstabilkan aktivitas harga dan pemasaran hasil perikanan Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur dan mekanisme pola rantai pasok, menganalisis efisiensi pemasaran dan menyususn strategi pengembangan usaha pada aktivitas pemasaran ikan layang (Decapterus spp) berbasis rantai pasok di pangkalan pendaratan ikan Beba Kabupaten Takalar. Metode. Penelitian ini menggunakan metode penelitian researc mix (kualitatif dan kuantitatif). Metode pengambilan sampel yaitu metode sensus, sampel yang digunakan kelompok nelayan 20 orang, pengepul 6 orang pengecer 10 orang dan pagandeng 15 orang, dengan kriteria populasi tersebut melakukan proses pemasaran ikan layang di lokasi pangkalan pendaratan ikan Beba Kabupaten Takalar. Hasil. Stuktur dan mekanisme rantai pasok menunjukan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran ikan layang yang terjadi di pangkalan pendaratan ikan Beba dengan melibatkan empat lembaga pemasaran yaitu nelayan, pedagang pengepul, pedagang pengecer, pedagang pagandeng dan konsumen. Mekanisme dari pola rantai pasok tersebut melalui tiga alur yaitu aliran yaitu aliran informasi, aliran barang dan aliran finansial. Margin pemasaran pada saluran pertama sebesar sebesar Rp 6.100,-/Kg, saluran pemasaran kedua sebesar Rp 13.450,-/Kg dan saluran pemasaran ketiga sebesar Rp. 9179,-/Kg. Usaha pemasaran ikan layang dinyatakan efisien karena memiliki nilai efisien dibawah 33%. Saluran pertama sebesar 5%, Saluran kedua sebesar 12%, dan saluran ketiga sebesar 10%. Adapun strategi pengembagan pemasaran ikan layang berdasarkan hasil penelitian dengan metode analisis SWOT menghasilkan 11 alternatif strategi pengembangan usaha yaitu 3 strategi SO, 3 strategi WO, 3 strategi ST dan 2 strategi WT. Kemudian pemilihan strategi berdasarkan nilai matriks internal dan eksternal dalam diagram analisis SWOT sehingga menghasilkan 2 strategi utama dalam pengembangan usaha pemasaran ikan layang. Kesimpulan. Penelitian ini menunjukan rantai pasok usaha pemasaran ikan layang berdasarkan tiga saluran pemasaran yang terjadi sudah berjalan dengan baik. Usaha pemasaran ikan layang (Decapterus sp) di pangkalan pendaratan ikan Beba Kabupaten Takalar sudah efisien, Hal ini terjadi karena biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh setiap saluran pemasaran lebih kecil. Strategi pengembangan usaha dilakukan dengan mengintervensi rantai pemasaran ikan agar tidak terlalu panjang, membuat koperasi nelayan agar tidak terjerat rentenir sehingga biaya produksi tidak tergantung dari ponggawa/pengumpul yang dapat memainkan harga dan memperpanjang rantai pemasaran.

Kata Kunci : rantai pasok, efisiensi pemasaran ,pengembangan