Evaluasi Penggunaan Sediaan Fixed Dose Combination ibandingkan dengan Tablet Lepas Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Resiko Terjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH) Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar


MUNAWARAH, MUNAWARAH (2018) Evaluasi Penggunaan Sediaan Fixed Dose Combination ibandingkan dengan Tablet Lepas Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Resiko Terjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH) Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
18_P2500216016_Cover1.jpg

Download (4kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
18_P2500216016(FILEminimizer) ... ok 1-2.pdf

Download (367kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
18_P2500216016(FILEminimizer) ... ok dapus-lam.pdf

Download (325kB)
[thumbnail of Full text] Text (Full text)
18_P2500216016(FILEminimizer) ... ok.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (739kB)

Abstract (Abstrak)

MUNAWARAH. Evaluasi Penggunaan Sediaan Fixed Dose Combination dibandingkan dengan Tablet Lepas Obat Anti Tuberkulosis Terhadap Resiko Terjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH) Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (dibimbing oleh M. Natsir Djide dan Arif Santoso).
Formulasi Fixed Dose Combination (FDC) yang menyederhanakan pemberian obat dan mencegah perkembangan resistensi obat telah direkomendasikan sebagai rejimen pengobatan anti-tuberkulosis standar. Obat-obat anti-tuberkulosis (OAT) ini memiliki resiko menyebabkan terjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH) sebagai efek sampingnya. Komposisi dan formulasi OAT memungkinkan adanya perbedaan efek samping jika diberikan dalam bentuk FDC dan dalam bentuk tablet lepas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan formulasi obat antituberkulosis Fixed Dose Combinaton(FDC) jika dibandingkan dengan tablet lepas OAT terhadap resikoterjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH).
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional non experiment consecutive sampling, dengan mengikuti rancangan deskriptif analitik (kohort study) dan pengambilan data secara prospektif. Jumlah sampel 30 pasien, terdiri dari kelompok FDC dan kelompok tablet lepas dengan jumlah masing-masing 17 dan 13 sampel. Pemeriksaan kadar SGPT dan SGOT dilakukan sebelum mengkonsumsi OAT (pre-treatment) dan setelah 2 bulan mengkonsumsi OAT (post treatment). Uji statistic dilakukan dengan uji Mann-Whitney U dan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar SGPT dan SGOT pada kedua kelompok setelah 2 bulan mendapatkan terapi OAT yaitu pada kelompok FDC dengan peningkatan kadar SGPT dengan rerata7,88 ± 18,587 U/L dan pada tablet lepas dengan rerata 109,692 ± 199,777 U/L (p=0,017). Peningkatan kadar SGOT pada kelompok FDC dengan rerata 5,47 ± 12,354 U/L dan pada kelompok tablet lepas dengan rerata 114,769 ± 190,251 U/L (p=0,027).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tablet lepas OAT cenderung meningkatkan resiko terjadinya DIH dibandingkan dengan sediaan FDC.
Kata Kunci : Sediaan Fixed Dose Combination, Tablet lepas, Tuberkulosis, Kadar SGPT SGOT.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 18 Mar 2021 02:06
Last Modified: 18 Mar 2021 02:06
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/3593

Actions (login required)

View Item
View Item