Analisa Perbandingan Sensitivitas PSA dan Mikroskopik Sperma Untuk Pembuktian Adanya Tanda-tanda Persetubuhan Pada Kasus Kekerasan Seksual = Comparative Analysis The Sensitivity of PSA And Sperm Microscopic in Proving The Presence Of Rape Signs In Sexual Violance Case

DEIBY TINEKE INGGRID SAUMANA. ANALISA PERBANDINGAN SENSITIVITAS PSA DAN MIKROSKOPIK SPERMA UNTUK PEMBUKTIAN ADANYA TANDA-TANDA PERSETUBUHAN PADA KASUS KEKERASAN SEKSUAL (Di bimbing oleh: Muhammad Husni Cangara, Annisa Anwar Muthaher).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan sensitivitas Prostate Spesifik Antigen (PSA) dan sperma mikroskopis dengan pewarnaan Malachite Green pada sampel cairan vagina kasus dugaan kekerasan seksual. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan uji diagnostik untuk memperoleh sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, rasio kemungkinan positif, rasio kemungkinan negatif, dan akurasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer (dikumpulkan saat pasien mengunjungi Pusforensik RS Bhayangkara) dan data sekunder (diambil dari rekam medis pasien dengan kasus kekerasan seksual) pada bulan Januari hingga Oktober 2023. Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober-November 2023 di RS Bhayangkara Makassar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 76 Sampel. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis bivariat yaitu analisis semen dengan PSA dan analisis spermatozoa secara mikroskopis dengan pewarnaan Malachite Green, selanjutnya akan digunakan uji diagnostik untuk menilai sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi PSA. Untuk menilai hubungan tersebut (analisis bivariat) digunakan uji Chi-Square, dan data dianalisis menggunakan software SPSS 25. Temuan menunjukkan bahwa kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan persetubuhan memerlukan bukti biologis dari pelaku pada saat kejadian. Bukti yang diperlukan meliputi analisis air mani dan deteksi spermatozoa. Jika ejakulasi terjadi saat kekerasan seksual, maka sangat mungkin untuk mendeteksi keberadaan spermatozoa pada pemeriksaan sampel korban. Pewarnaan spermatozoa dengan Malachite Green merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi keberadaan spermatozoa. Tidak adanya spermatozoa pada dugaan kasus kekerasan seksual dapat disebabkan karena pelaku menggunakan kondom pada saat kejadian, cara pengambilan sampel yang tidak tepat, kerusakan sampel (penyimpanan sampel yang salah), atau kondisi pelaku yang tidak normal (aspermia, oligospermia, dan lain-lain). Rapid test PSA dari wonfo pada penelitian ini memberikan nilai sensitivitas yang tinggi, namun tingkat spesifisitas dan akurasinya rendah. Alat tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi PSA, namun diperlukan pemeriksaan mikroskopis tambahan terhadap spermatozoa dengan pewarnaan Malachite Green untuk memastikan kekerasan seksual pada kasus kekerasan seksual.

Keywords : Sensitivitas PSA, Mikroskopik Sperma, Pewarnaan Malachite Green, Kekerasan Seksual, Persetubuhan