PEMANFAATAN RAMUAN TRADISIONAL SEBAGAI PENGOBATAN KOMPLEMENTER PADA PASIEN HIPERTENSI DI KABUPATEN GOWA : STUDI KUALITATIF

Nabiha Khaeriyah Saleh. Pemanfaatan Ramuan Tradisional Sebagai Pengobatan Komplementer Pada Pasien Hipertensi Di Kabupaten Gowa : Studi Kualitatif (dibimbing oleh Elly Wahyudin dan Anna Huzaimah) Latar belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Dalam mengatasi hipertensi dIperlukan obat-obatan seperti ACE Inhibitor yang berperan dalam menurunkan tekanan darah, namun tanaman obat yang memiliki efek anti hipertensi juga dapat digunakan sebagai terapi komplementer, dengan harga yang relatif murah, mudah didapat, tanaman obat juga memilik efek samping yang lebih rendah. Penggunaan obat tradisional sebagai bagian dari pengobatan hipertensi semakin meningkat dalam dekade terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman, pengalaman serta manfaat yang dirasakan oleh pasien hipertensi dalam pemanfaatan ramuan tradisional sebagai pengobatan komplementer di kabupaten gowa. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang dilakukan pada 25 pasien hipertensi di puskesmas Somba Opu dan puskesmas Moncobalang pada periode Maret 2023. sebuah metode snowball or chain sampling digunakan untuk merekrut pasien dengan tujuan memfasilitasi identifikasi fenomena yang ingin diamati. Hasil: Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap 25 pasien hipertensi yang memanfaatkan ramuan tradisional sebagai pengobatan komplementer diperoleh dua puluh dua kategori, tujuh sub tema, dan tiga tema utama diidentifikasi melalui analisis tematik mencakup : (i) Pemahaman tentang ramuan tradisional, (ii) Pengalaman memanfaatkan ramuan tradisional sebagai pengobatan komplementer, dan (iii) Tanaman untuk ramuan tradisional hipertensi. Masyarakat menggunakan tanaman obat tradisional untuk mengobati hipertensi karena dianggap alami efektif dan aman. Ada 23 jenis tanaman obat yang digunakan masyarakat untuk mengobati hipertensi, namun yang paling umum digunakan adalah daun salam 48%, bawang putih 32%, serikaya 20%, sirsak 20%, belimbing 12%, kunyit 12% dan seledri 8%. Kesimpulan: Eksplorasi pasien hipertensi yang memanfaatkan ramuan tradisional sebagai pengobatan komplementer berdasarkan pemahaman, pengalaman, serta manfaat yang dirasakan dapat menjaga tekanan darah pasien hipertensi lebih terkontrol dikarenakan adanya persepsi yang didominasi bahwa ramuan tradisional alami, efektif, dan aman serta memiliki efek samping yang kurang.