HUBUNGAN ANTARA KADAR Aspartate Aminotransferase (AST), Alanine Aminotransferase (ALT), LAJU ENDAP DARAH (LED) DAN INTERLEUKIN (IL)-6 PADA PENDERITA TUBERCULOSIS (TBC) DAN LATEN SETELAH PENGOBATAN 2 BULAN TUBERCULOSIS (TBC)

ABSTRAK Derliyana Irwan Badarudin. Hubungan antara kadar aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), laju endap darah (LED) dan interleukin (IL)-6 pada penderita tuberkulosis (TBC) dan laten setelah pengobatan 2 bulan tuberkulosis (TBC) (dibimbing oleh Muh. Nasrum Massi dan Firdaus Hamid) Penderita TBC positif memerlukan pengobatan anti-tuberkulosis (OAT) selama 1-6 bulan. OAT isoniazid, rifampisin, INH, dan pirazinamid terbukti mengandung metabolit hepatotoksik. Tujuan penelitian ini mengevaluasi hubungan kadar AST, ALT, dan IL-6 serum serta LED pada penderita TBC aktif dan TBC laten setelah 2 bulan pengobataan. Subjek penelitian ini terdiri atas 15 penderita TBC aktif dan 15 penderita TBC laten dari Puskesmas Patingaloang, Kasi-kasi, dan Tabaringan. Kadar AST dan ALT serum dari subyek penelitian diukur dengan metode enzimatik, LED dengan Ves matic easy, dan IL-6 dengan ELISA. Hasil menunjukkan kadar AST dan IL-6 serum pada TBC aktif secara bermakna lebih tinggi dari TBC laten, dengan nilai p masing-masing 0.044 dan 0.001. Sedangkan LED pada TBC laten secara bermakna (p=0.027) lebih tinggi dari TBC aktif. Kadar ALT serum tidak berbeda bermakna (p=0.429) antara TBC aktif dan TBC laten. Terjadi peningkatan AST, LED, IL-6 pada TBC aktif dibandingkan dengan laten. Namun, nilai TBC dan laten masih dalam batas normal. Peningkatan mean karena penggunaan obathepatotoksik, yaitu pirazinamid. ALT tidak ada perbedaan keduanya. Kunci: TB pengobatan 2 bulan, TB laten, AST, ALT, LED, IL- 6