BIAYA EKSTERNALITAS PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR

ALIMA BACHTIAR ABDULLAHI. Biaya Eksternalitas Peternakan Ayam Ras Petelur (dibimbing oleh Ahmad Ramadhan Siregar, Wempie Pakiding, Mahyuddin)

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi kualitas air, udara, dan tanah di sekitar peternakan ayam ras petelur, (2) Menganalisa dampak peternakan ayam ras petelur terhadap kesehatan masyarakat,(3) Menghitung besarnya biaya eksternalitas peternakan ayam ras petelur.
Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Sidenreng Rappang, dengan metode campuran paralel konvergen. Populasi adalah masyarakat yang ada di sekitar peternakan ayam ras petelur dipilih secara acak.Sampel air, udara dan tanah di uji di Laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. Biaya eksternalitas dihitung dengan metode Impact Pathway Analisis,.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis cemaran di sekitar peternakan ayam ras petelur meliputi BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen demand), nitrit, coliform, escherichia coli, H2S (hidrogen sulfida), kebisingan; sedangkan kualitas tanah menunjukkan nilai C-organik dan Nitrogen Total sangat rendah; Kalsium sedang; pH netral; nilai Fosfor total, Kalium serta Magnesium sangat tinggi. (2) Penerima dampak kesehatan 69,19% perempuan, kelompok terdampak dominan usia 0-17 tahun 48,94%(3) Jenis sakit yang diderita masyarakat sekitar peternakan ayam ras petelur adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), Asthma Bronchiale, Sakit Kepala, Demam Thypoid, Diare, Iritasi Mata, Batuk, Iritasi Kulit, Muntaber, Influensa, Muntah, Hipertensi, Hipotensi, Sakit Perut, Sesak, Mual, Alergi. (4) Biaya eksternalitas peternakan ayam ras petelur berdasarkan cemaran air Rp 49.247.081.223 per tahun sedangkan berdasarkan cemaran udara Rp 2.628.220.638 per tahun.
Berdasar hasil yang diperoleh, maka direkomendasikan bahwa: (1) Sebaiknya tidak menggunakan air tanah untuk keperluan konsumsi pada wilayah sekitar peternakan, (2) Perlu penanganan limbah secara intern-farm, (3) Perlu rencana tata ruang dan wilayah yang mengatur lokasi peternakan dan pemukiman secara terpadu.