Analisis Penerapan "ASEAN Way" Oleh Indonesia Terhadap Penyelesaian Konflik Myanmar = Analysis of The Application of The "ASEAN Way" by Indonesia to The Resolution of The Myanmar Conflict

Pada Februari awal tepatnya pada 1 Februari 2021, militer Myanmar atau yang dikenal sebagai Tatmadaw, telah resmi kembali mengambil alih kekuasaan di Myanmar melalui kudeta. Konflik di Myanmar jika berkepanjangan diyakini dapat mengganggu stabilitas kawasan dan akan memberikan dampak pada negara-negara tetangga. Maka dari itu ASEAN selaku organisasi regional Asia Tenggara dengan Indonesia sebagai ketuanya pada tahun 2023 diyakini memiliki peran yang sangat penting dalam membantu penyelesaian konflik ini. Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana penerapan prinsip ASEAN Way oleh Indonesia dalam penyelesaian konflik di Myanmar dan bagaimana dampak dari penerapan itu sendiri. Kerangka pikir yang digunakan oleh Penulis yakni Teori Konstruktivisme dan Konsep Regionalisme. Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan. Teknik ini dilakukan dengan membaca, mencatat, menganalisis, mengolah, dan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jika ditinjau dari empat prinsip ASEAN Way menurut Hiro Katsumata, penulis berkesimpulan bahwa tindakan Indonesia telah sesuai dengan empat prinsip ASEAN yang dijelaskan oleh Hiro Katsumata. Tidak hanya itu, ditemukan pula dampak dari penerapan ASEAN Way yaitu prinsip non-intervensi ini akan membatasi keterlibatan Indonesia dalam upayanya mengakhiri konflik dan kekerasan HAM yang ada. Selain itu, prinsip ini diyakini menjadi salah satu faktor utama terbelahnya ASEAN menjadi dua kubu.

Keywords : ASEAN WAY, Indonesia, Myanmar, ASEAN, Organisasi Regional, Konflik, Kudeta