STRATEGI PENDAMPINGAN PADA PENANGANAN STIGMA & DISKRIMINASI PASIEN TUBERCULOSIS (TBC) Studi Kasus Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (YAMALI TB) Sulsel Kota Makassar = MENTORING STRATEGIES IN HANDLING STIGMA & DISCRIMINATION OF TUBERCULOSIS (TB) PATIENTS Case Study of Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (YAMALI TB) South Sulawesi Makassar City

PUTRI WULAN ASYFA NIRWAN, Strategi Pendampingan Pada Penanganan Stigma dan Diskriminasi Pasien TBC Studi Kasus Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB Sulsel) Kota Makassar (dibimbing oleh Muh. Iqbal Latief dan Andi Haris).
Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB sulsel) hadir untuk meminimalisir penyebaran penyakit TBC dan untuk menghilangkan kesalahpahaman terhadap penyakit TBC di kota Makassar. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pendampingan yang dilakukan Yamali TB dalam penanganan stigma dan diskriminasi pasien TBC, dan mengidentifikasi Kendala yang dialami oleh Yamali TB dalam upaya penanganan stigma dan diskriminasi pasien TBC di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari tujuh orang informan dengan Teknik proposive sampling. Data sekunder penelusuran pustaka dan informasi yang terkait denganfokus penelitian. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan (1) strategi pendampingan yang dilakukan Yamali TB Sulsel menggunakan tiga tahapan pendampingan yaitu, pertama, strategi perencanaan yakni merencakan alur pendampingan yang dilakukan oleh para staff program, dan relawan TBC. Kedua, strategi pelaksanaan yaitu memberdayakan masyarakat dalam mendampingi pasien TBC dalam proses pengobatan dan mengedukasi masyarakat lain tentang penyakit TBC itu sendiri. Ketiga, strategi evaluation yang mana melakukan pertemuan rutin dengan para staff program, petugas lapangan,serta relawan bahkan biasanya melibatkan pihak Rumah Sakit dan Pemerindah dalam hal ini Dinas Kesehatan. (2) kendala yang dihadapi Yamali TB dalam penanganan stigma dan diskriminasi pasien TBC adalah yang paling utama minimnya akomodasi yang diberikan bagi relawan TB dalam hal ini kader, kemudian kesalahpahaman tentang penyakit TBC yang masih ada di masyarakat, serta kurang terbukanya pasien TBC untuk mengakui dirinya terkonfirmasi virus TBC. Untuk itu disarankan perlu adanya reward bagi kader, perlunya edukasi terus-menerus di masayarakat, dan juga pentinganya urgensi penangan stigma dan diskriminasi pada pasien TBC.

Kata kunci: Yamali TB Sulsel, Stigma dan diskriminasi, Tuberkulosis (TBC)