Ekautsarman, Ekautsarman (2023) Penerapan Suction Subglottic, ETT, dan Oral dalam Pencegahan VAP (Ventilator Associated Pneumonia) Pada Pasien Post Operasi Mitral Valve Replacement, Aortic Valve Replacment, dan Repair Trikuspid di Ruang ICU-PJT RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar = Implementation of Suction Subglottic, ETT, and Oral in Preventing VAP (Ventilator Associated Pneumonia) in Patients Post Mitral Valve Replacement, Aortic Valve Replacement, and Tricuspid Repair in the ICU-PJT Room of Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
R014221041_skripsi_20-02-2024 Cover1.jpg
Download (297kB) | Preview
R014221041_skripsi_20-02-2024 Bab 1 - Bab 2.pdf
Download (1MB)
R014221041_skripsi_20-02-2024_dapus.pdf
Download (1MB)
R014221041_skripsi_20-02-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2026.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Ekautsarman. R014221041. Penerapan Suction Subglottic, ETT, dan Oral dalam Pencegahan VAP
(Ventilator Associated Pneumonia) Pada Pasien Post Operasi Mitral Valve Replacement, Aortic
Valve Replacment, dan Repair Trikuspid di Ruang ICU-PJT RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Dibimbing oleh Syahrul Ningrat dan Elly L Sjattar. Latar Belakang: Penggunaan endotracheal tube (ETT) dan penggunaan ventilator yang lama atau lebih dari 48 jam selama masa pasca operasi di ICU menimbulkan bahaya baru yaitu Healthcare Associated Infection (HAIs). Infeksi ini terutama menyerang paru-paru sehingga menimbulkan pneumonia atau yang disebut VAP (Ventilator Associated Pneumonia) (Akhir, 2020). Salah satu cara pencegahan VAP adalah dengan melakukan suction atau evakuasi sekret pada ETT dan oral yang merupakan bagian Bundle Of VAP.
Hasil: Penerapan suction pada pasien post operasi pergantian katup jantung dilakukan untuk
membersihkan dan membebaskan jalan nafas pasien utamanya dari adanya lender dan saliva. Pada pasien ini ada juga risiko terjadinya gumpalan stolsel pada jalan nafas akibat adanya epistaksis posterior. Penerapan suction juga dilakukan dengan tujuan pencegahan pneumonia atau VAP dengan faktor risiko telah lebih dari 7 hari penggunaan ventilator. Faktor petugas/eksternal, petugas telah menerapkan etik non maleficnece yaitu dengan melakukan hand hygiene sebelum menyentuh pasien dan menggunakan sarung tangan saat suction maupun menyuntik dan merepair alat invasif pada pasien. Hal ini mengurangi faktor risiko terjangkit VAP pada pasien. Tatalaksana suction juga sudah sesuai standar yaitu dengan memberikan dulu oksigenasi 100% selama 1 menit kepada pasien sebelu dilakukan suction. Kemudian proses suction yang dilakukan tidak lebih dari 15 menit. Kesimpulan dan saran: Dari hasil observasi dan analisis yang dilakukan didapatkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya VAP pada pasien yaitu produksi sekret yang banyak pada pasien
yang tidak diimbangi dengan pelaksanaan suction, penggunaan suction terbuka (open suction) pada
pasien terventilator, masa pemakaian ventilator dan ETT yang jauh melebihi 48 jan (length of duration
using a ventilator), posisi head dowm yang memungkinkan adanya aspirasi cairan lambung, adanya
komplikasi perdarahan akibat trombositopenia dan pemakaian antikoagulan yang meperpanjang PT
dan APTT. Sebaiknya pada pasien post operasi bedah jantung utamanya perbaikan (repair) dan
pergantian (replacement) katup digunakan suction bersistem tertutup (closed suction)
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Suction, VAP |
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Keperawatan > Profesi Fisioterapi |
Depositing User: | Andi Milu |
Date Deposited: | 02 Jul 2024 01:38 |
Last Modified: | 02 Jul 2024 01:39 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/34894 |