PENERAPAN MANAJEMEN PENCEGAHAN HIPOTERMIA PADA PASIEN YANG MENJALANI TONSILEKTOMI DENGAN DIAGNOSA MEDIS TONSILITIS KRONIS DI INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Latar Belakang : Hipotermia selama proses bedah dapat menganggu kenyamanan pasien, meningkatkan nyeri post-operatif, dan menggigil pasca operasi yang dapat meningkatkan konsumsi oksigen, infeksi area operasi, serta peningkatan lama rawat. Berdasarkan sebuah penelitian, ditemukan bahwa dari 310 pasien yang menjalani operasi THT dengan general anestesi sebanyak 61% atau 189 pasien mengalami hipotermia (Sari et al., 2021). Sehingga aspek manajemen termoregulasi pasien selama menjalani pembedahan menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi postoperative
Tujuan : Untuk mendeskripsikan penerapan manajemen pencegahan hipotermia pada pasien yang menjalani tonsilektomi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSPTN Universitas Hasanuddin.
Hasil : Suhu tubuh pasien selama menjalani proses pembedahan dari fase pre-operatif yaitu 37.7oC hingga post operatif di ruang Post Anesthesia Care Unit (PACU) terjaga dalam rentang normal yaitu 36,7 oC dan tidak terjadi hipotermia maupun reaksi komplikasi hipotermia pada pasien.
Kesimpulan dan saran : Penerapan manajemen pencegahan hipotermia efektif dalam mencegah terjadinya hipotermia pada pasien yang menjalani tonsilektomi dengan diagnose medis tonsilits kronis di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSPTN Unhas. Diharapkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan intervensi manajemen pencegahan hipotermia agar dapat mencegah pasien mengalami hipotermia saat menjalani pembedahan.
Kata Kunci : Tonsilektomi, Tonsilitis, Hipotermia, Body Warmer