MAKNA DAN IDEOLOGI TEKS NYANYIAN BUGIS: ANALISIS WACANA KRITIS

ABSTRAK

ANDI FILSAH MUSLIMAT. Makna dan Ideologi Teks Nyanyian Bugis: Analisis Wacana Kritis (dibimbing oleh Lukman dan Muhlis Hadrawi)
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur teks nyanyian Bugis, (2) mengidentifikasi konteks sosial dan kognisi sosial pada teks nyanyian Bugis, dan (3) menemukan ideologi yang terkandung dalam teks nyanyian Bugis.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Berdasarkan observasi yang dilakukan, telah dipilih 6 nyanyian Bugis sebagai sumber data. Adapun judul ke enam nyanyian Bugis sebagai berikut yaitu (1) Mabbura’ Malié ciptaan Mustafa Bande, (2) Siratu Kurang Séddi ciptaan Amir Syam, (3) Mupabbatési Limammu ciptaan Arman Dian Rusanda (4) Séddi Juta Tellu Ratu ciptaan Ansar S, (5) Ade’na Tau Ogié ciptaan Anca Mahendra, dan (6) Yabélalé ciptaan NN. Nyanyian Bugis dianalisis menggunakan teknik induktif, yaitu menganalisis data per data kemudian menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi teks dalam nyanyian Bugis berdasarkan struktur makro yang meliputi tema dan gambaran umum mengenai ketidakpedulian, ketidakadilan, bentuk dominasi, ketimpangan sosial, kekerasan dalam rumah tangga, serta harapan dan doa. Superstruktur yang meliputi judul, intro sebagai pengantar, verse yang berisi bait pembuka, refrain yang merupakan bait isi, dan ending yang menjadi bait penutup sehingga menjadi suatu kerangka teks yang utuh. Adapun struktur mikro pada konteks penelitian nyanyian Bugis ini, menunjukkan adanya makna kritikan dan protes sosial terhadap lingkungan masyarakat yang tidak ideal, serta makna kepedulian yang menjadi wujud kasih sayang sang ibu terhadap anak yang berisi harapan dan doa yang memuat unsur semantik dan retoris. Konteks sosial yang mempengaruhi nyanyian Bugis yaitu fenomena terkait dengan ketidakpedulian terhadap anak yatim, kesenjangan sosial, kekerasan dalam rumah tangga, pergaulan bebas, dan uang panai/uang mahar. Kognisi sosial pun terbangun dan terinspirasi dari kehidupan masyarakat sekitar maupun pengalaman-pengalaman pribadi sang pembuat teks. Selanjutnya, ideologi yang terkandung dibalik nyanyian Bugis yaitu perjuangan hidup, diskriminasi kelas sosial, patriarki, kerja keras dan ideologi spiritual.