PENGARUH KENDARAAN OVER DIMENSION OVER LOAD (ODOL) TERHADAP KONDISI ARUS LALU LINTAS DAN UMUR TEKNIS JALAN (STUDI KASUS : SEGMEN JALAN NASIONAL DI KABUPATEN ENREKANG)

Kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Load) merupakan standarisasi yang wajib dipedomani bagi seluruh pihak baik dari pemerintah, industri, pengusaha, maupun masyarakat dengan tujuan mengurangi masalah lalu lintas seperti kemacetan dan kerusakan jalan sebelum umur perencanaan. Khususnya Jalan Nasional di Kabupaten Enrekang, fenomena pelanggaran ODOL (Over Dimension Over Load) dalam angkutan barang telah menjadi isu yang mengkhawatirkan sehingga menjadi salah satu alasan dilakukannya penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis kondisi arus lalu lintas dan umur teknis jalan akibat dampak dari kendaraan ODOL tersebut. Data berat dan volume kendaraan masing-masing diperoleh dengan melakukan survei langsung pada UPPKB Datae Kabupaten Sidrap dan ruas Jalan Nasional di Kabupaten Enrekang yang telah dibagi menjadi 6 (enam) segmen. Analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan data dilapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa lalulintas harian rata-rata (LHR) yang tertinggi terjadi pada segmen 4 dengan jumlah kendaraan sebesar 2.144 skr/jam pada kondisi adanya aktivitas kendaraan ODOL dengan volume rata-rata 182 skr/jam atau sebesar 8,5% dari total volume kendaraan yang telah diamati, sehingga tingkat pelayanannya mendekati batas kapasitas jalan, arus kendaraan tidak lancar dan kecepatan kadang terhenti sehingga dibutuhkan pelebaran disetiap sisi jalan. Sedangkan analisis umur teknis jalan rencana 10 tahun dengan nilai CESAL perkerasan pada kondisi normal sebesar ESAL jika dibandingkan dengan adanya kelebihan beban pada kendaraan disetiap segmen penelitian dengan nilai CESAL mencapai hingga ESAL, maka umur perkerasan hanya memiliki kemampuan untuk bertahan selama 5,51 tahun atau terjadi pengurangan sebesar 4,49 tahun sehingga program penanganan perlu dilakukan dalam bentuk pemeliharaan berkala (rehabilitasi) atau rekonstruksi perkerasan jalan. Selain itu untuk mencapai angka ekivalen normal harus dilakukan penambahan sumbu pada kendaraan karena sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat kerusakan jalan.