KORELASI ANTARA LAJU ALIRAN, VISKOSITAS, KAPASITAS BUFFER DAN PH SALIVA DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI PADA ANAK DOWN SYNDROME = CORRELATION BETWEEN FLOW RATE, VISCOSITY, BUFFER CAPACITY AND SALIVA PH AND THE OCCURRENCE OF DENTAL CARIES IN DOWN SYNDROME CHILDREN

Latar Belakang: Sindrom Down merupakan suatu kelainan genetik yang terjadi akibat adanya abnormalitas jumlah atau struktur kromosom 21. Abnormalitas kromosom ini terbentuk karena kegagalan sepasang kromosom 21 untuk saling memisahkan diri pada saat pembelahan. Penyebab sindrom Down diduga bersifat multifaktorial yang melibatkan faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan dalam terjadinya sindrom Down antara lain radiasi, infeksi kehamilan, obat-obatan teratogenik yang dikonsumsi ketika hamil, kelainan endokrin dan autoimun, umur ayah serta usia ibu pada saat kehamilan. Prevalensi sindrom Down dilaporkan berbeda di setiap negara, angka kejadian sindrom Down di Indonesia sebanyak 1,3 per 1000 kelahiran berdasarkan Riskesdas tahun 2013. Anak sindrom Down termasuk anak berkebutuhan khusus yang memiliki risiko tinggi terkena karies karena kesulitan menjaga oral hygine, kelemahan otot serta rendahnya kemampuan menggerakkan otot yang berpengaruh pada prosedur rutin dalam membersihkan gigi. Karies gigi dapat menurunkan tingkat produktifitas seseorang. Karies gigi memberikan pengaruh buruk dari aspek biologis yaitu rasa sakit atau nyeri yang dapat mengganggu aktifitas belajar, makan dan tidur, serta aspek estetika dapat menimbulkan masalah psikososial. Komponen saliva yang berhubungan dengan kejadian karies antara lain laju aliran, viskositas, kapasitas buffer dan pH saliva. Viskositas saliva mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Viskositas saliva yang tinggi akan menurunkan laju aliran dan kemampuan self cleansing saliva, sehingga menyebabkan penumpukan sisa makanan di dalam rongga mulut. Kapasitas buffer saliva berperan dalam meningkatkan pH saliva apabila terjadi suasana asam. Peningkatan pH saliva akan memfasilitasi proses remineralisasi pada permukaan email dan dentin. Peningkatan pH saliva juga dapat menghambat pembetukan asam oleh mikroorganisme. Tujuan: untuk menganalisis perbedaan laju aliran,viskositas, kapasitas buffer, pH saliva dan terjadinya karies antara anak sindrom Down dan anak non-sindrom Down serta korelasi antara laju aliran, viskositas, kapasitas buffer dan pH saliva dengan terjadinya karies gigi pada anak sindrom Down. Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian analitik korelasional. Hasil: Hasil analisis uji beda komposisi saliva yang meliputi laju aliran, viskositas, kapasitas buffer, pH antara kelompok anak sindrom Down dan non Sindrom Down menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Kesimpulan: Secara fisiologis, komposisi saliva yang meliputi laju aliran yang menurun, viskositas yang tinggi, kapasitas buffer, dan pH yang menurun akan meningkatkan risiko karies pda anak sindrom Down. Adanya perbedaan kejadian karies pada anak sindrom Down disebabkan oleh bebarapa faktor seperti host yang meliputi struktur gigi dan kondisi saliva stimulus juga faktor eksternal antara lain bakteri yang bersifat kariogenik, serta subtrat atau diet.

Kata kunci: Sindrom Down, Karies, laju aliran, viskositas, kapasitas buffer, pH.