Dwi Shyntia, Rhestyel (2020) Profil Dermatofitosis di Balai Kesehatan Kulit, Kelamin dan Kosmetik Makassar Januari – Desember 2019. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
C011171368_skripsi_23-12-2020(FILEminimizer) cover.png
Download (208kB) | Preview
C011171368_skripsi_23-12-2020(FILEminimizer) 1-2.pdf
Download (725kB)
C011171368_skripsi_23-12-2020(FILEminimizer) dapus.pdf
Download (692kB)
C011171368_skripsi_23-12-2020(FILEminimizer)---------.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Menurut WHO, prevalensi penyakit dermatofitosis terdapat 20% dari seluruh dunia yang mengalami infeksi pada kutaneus akibat jamur dermatofitosis. Indonesia termasuk negara beriklim tropis sehingga penyakit infeksi jamur di kulit mempunyai angka kejadian yang tinggi oleh karena kelembabannya tinggi. Dermatofitosis berada pada urutan kedua sebanyak 52%. Insiden penyakit dermatofitosis terdapat 69,33% kasus baru dermatofitosis untuk periode 2006-2010 di RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar dan dermatofitosis menempati urutan kedua setelah golongan dermatitis. Tujuan : Untuk mengetahui dan memperoleh informasi mengenai distribusi penyakit Dermatifitosis di Balai Kesehatan Kulit Kelamin dan Kosmetik Makassar Januari – Desember tahun 2019. Metode : Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui profil distribusi penyakit Dermatofitosis di Balai Kesehatan Kulit Kelamin dan Kosmetik Makassar Januari – Desember 2019 dengan menggunakan data rekam medis sebagai data penelitian. Hasil : Dari 182 kasus yang diperoleh, kasus dermatofitosis berdasarkan klasifikasi lokasi terbanyak tinea corporis (37,91%), berdasarkan umur terbanyak pada usia 23 tahun (4,4%), berdasarkan jenis kelamin, terbanyak pada laki-laki (57,14%), berdasarkan pekerjaan, didapatkan terbanyak pada kelompok pelajar (20,88%) dan berdasarkan terapi pasien terbanyak digunakan terapi kombinasi (96,7%). Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan kasus dematofitosis terbanyak adalah tinea corporis, pada umur 23 tahun, kelompok pelajar, laki-laki dan terapi pilihan yaitu terapi kombinasi di Balai Kesehatan Kulit, Kelamin dan Kosmetik Makasaar pada Januari – Desember 2019.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dermatofitosis |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | - Nurhasnah |
Date Deposited: | 17 Mar 2021 06:17 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 04:31 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/3351 |