Hubungan Illness Perception dengan Treatment Adherence pada Pasien Hipertensi = Relationship between Illness Perception and Treatment Adherence in Patients with Hypertension

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang terjadi secara berkelanjutan. Hipertensi berisiko sangat mengancam yang menyebabkan gagal jantung, stroke, gagal ginjal dan penyakit berbahaya lainnya. Pravalensi pasien hipertensi diprediksi akan meningkat setiap tahun. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya perilaku treatment adherence pada pasien. Riset kesehatan dasar 2018 mencatat 12.37% penderita hipertensi yang tidak melakukan perilaku treatment adherence di Sulawesi selatan. Perilaku treatment adherence ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya illness perception. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan illness perception dengan treatment adherence pada pasien hipertensi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner dari skala B-IPQ untuk mengukur variabel illness perception dan skala TAPQH untuk mengukur variabel treatment adherence. Subjek berjumlah 229 responden yang terdiri dari pasien hipertensi tanpa komorbid berusia 40-65 tahun keatas. Analisis data dilakukan menggunakan uji pearson correlation dengan bantuan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara illness perception dengan treatment adherence pada pasien hipertensi dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 (sig. <0.05) dan nilai korelasi sebesar 0.223

Keywords : Illness Perception, Treatment Adherence, Hipertensi