UJI POTENSI ANTIBAKTERI (Staphylococcus aureus) DAN TOKSISITAS (Arthemia salina Leach) EKSTRAK BROMELIN BONGGOL NANAS (Ananas comusus L. Merr.) = Antibacterial Potensial Test (Staphylococcus aureus) And Toxicity (Artemia salina Leach) Bromelain Extract Pineapple core (Ananas comusus L. Merr.)


Irawati A, Erna (2022) UJI POTENSI ANTIBAKTERI (Staphylococcus aureus) DAN TOKSISITAS (Arthemia salina Leach) EKSTRAK BROMELIN BONGGOL NANAS (Ananas comusus L. Merr.) = Antibacterial Potensial Test (Staphylococcus aureus) And Toxicity (Artemia salina Leach) Bromelain Extract Pineapple core (Ananas comusus L. Merr.). Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
J012202004_tesis_20-02-2023 COVER1.jpg

Download (249kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
J012202004_tesis_20-02-2023 BAB 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
J012202004_tesis_20-02-2023 DP.pdf

Download (165kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
J012202004_tesis_20-02-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 December 2025.

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

ERNA IRAWATI. uji potensi antibakteri dan toksisitas ekstrak bromelain bonggol nanas ( ananas comosus l. merr ) untuk pemanfaatan terapi halitosis (dibimbing oleh Asmawati Amin dan Lenni Indriyani)
Pendahuluan: Halitosis adalah masalah dirongga mulut yang terjadi sekitar 15%-60% populasi manusia. Halitosis dibentuk oleh senyawa volatile sulphur compounds (VSC) yang mudah menguap diproduksi terutama oleh bakteri anaerob, yang bereaksi dengan protein di rongga mulut yang selanjutnya akan dipecah menjadi asam amino. Untuk pencegahan diperlukan suatu agen antibakteri. Nanas memiliki kandungan enzim bromelain dipercaya memiliki aktivitas antibakteri dengan cara memutus ikatan protein bakteri. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui potensi aktivasi antibakteri bromelain dari bonggol nanas (Ananas comusus L.Merr) terhadap pertumbuhan bakteri (Staphylococcus aureus) dan toksisitasnya (Brine shrimp). Metode: Penelitian ini eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan metode difusi sumuran untuk aktivitas antibakteri dan Brine shrimp lethality test (BSLT) umtuk toksisitas. Pada studi ini bromelain diisolasi dari bonggol Nanas menggunakan metode maserasi kemudian dimurnikan dengan metode presipitasi dan diidentifikasi dengan Fourier-transform infrared (FTIR). Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus yang diambil dari swab pada permukaan dorsal lidah pasien halitosis,diidentifikasi dengan pewarnaan gram.Hasil: penelitian terdapat daya hambat yang ditandai zona bening pada konsentrasi 50%, 75%, 100% dan chlorheksidine 0,2% sebagai kontrol positif dengan perbedaan yang signifikan. Zona daya hambat berbanding lurus dengan semakin meningkatnya konsentrasi. Kesimpulan: Bromelain memiliki potensi aktivitas antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan untuk terapi halitosis.

Pendahuluan: Halitosis adalah masalah dirongga mulut yang terjadi sekitar 15%-60% populasi manusia. Halitosis dibentuk oleh senyawa volatile sulphur compounds (VSC) yang mudah menguap diproduksi terutama oleh bakteri anaerob, yang bereaksi dengan protein di rongga mulut yang selanjutnya akan dipecah menjadi asam amino. Untuk pencegahan diperlukan suatu agen antibakteri. Nanas memiliki kandungan enzim bromelain dipercaya memiliki aktivitas antibakteri dengan cara memutus ikatan protein bakteri. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui potensi aktivasi antibakteri bromelain dari bonggol nanas (Ananas comusus L.Merr) terhadap pertumbuhan bakteri (Staphylococcus aureus) dan toksisitasnya (Brine shrimp). Metode: Penelitian ini eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan metode difusi sumuran untuk aktivitas antibakteri dan Brine shrimp lethality test (BSLT) umtuk toksisitas. Pada studi ini bromelain diisolasi dari bonggol Nanas menggunakan metode maserasi kemudian dimurnikan dengan metode presipitasi dan diidentifikasi dengan Fourier-transform infrared (FTIR). Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus yang diambil dari swab pada permukaan dorsal lidah pasien halitosis,diidentifikasi dengan pewarnaan gram.Hasil: penelitian terdapat daya hambat yang ditandai zona bening pada konsentrasi 50%, 75%, 100% dan chlorheksidine 0,2% sebagai kontrol positif dengan perbedaan yang signifikan. Zona daya hambat berbanding lurus dengan semakin meningkatnya konsentrasi. Kesimpulan: Bromelain memiliki potensi aktivitas antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan untuk terapi halitosis.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Bromelain; bonggol nanas; antibakteri; VSC
Subjects: R Medicine > RK Dentistry
Divisions (Program Studi): Fakultas Pendidikan Dokter Gigi > Profesi Dokter Gigi
Depositing User: S.I.P Zohrah Djohan
Date Deposited: 26 Apr 2024 02:01
Last Modified: 26 Apr 2024 02:01
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/32647

Actions (login required)

View Item
View Item