Perempuan dalam Pertanian Desa Moncongloe Bulu, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Provinisi Sulawesi Selatan

Dalam upaya mewujudkan pertanian yang lebih baik, terdapat empat subsistem dalam
agribisnis; subsistem input, subsistem on farm, subsistem output, dan subsistem penunjang,
yang harus dijalankan secara maksimal. Peran, pengaruh, serta kontribusi yang diberikan oleh
setiap stakeholder yang terlibat dalam pertanian harus dipastikan mendapatkan haknya
masing-masing. Salah satu pelaku pertanian yang posisinya kadang tersubordinasi dari
kegiatan pertanian adalah perempuan. Keterlibatan perempuan memiliki peran yang besar
dalam keluarga baik untuk kegiatan rumah tangga maupun kegiatan ekonomi yang
menunjang pendapatan rumah tangga. Penelitian ini melibatkan 48 rumah tangga dari total
485 populasi rumah tangga tani. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini akan
diolah dan dianalisis menggunakan pendekatan Mixed Method Research (MMR) atau
pendekatan kualitatif-kuantitatif. Penelitian ini menggunakan 5 Domains and 10 Indicators
dari Women’s Empowerment in Agriculture Index (5DE of WEAI) sebagai acuan indikator
yang menjadi penilian pada penelitian ini yang kemudian dikalkulasikan dengan
menggunakan metode perhitungan IKKG (Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender).
Indikator pengambilan keputusan terkait produksi, mendapatkan nilai IKKG 0. Indikator
otonomi dalam produksi mendapatkan nilai 0,11. Indikator kepemilikan atas aset
mendapatkan nilai 0,62. Indikator pembelian, penjualan, dan pengalihan aset mendapatkan
nilai 0,05. Indikator akses dan keputusan mengenai kredit mendapatkan nilai 0,12. Indikator
kontrol atas penggunaan pendapatan mendapatkan nilai 7,11. Indikator keterlibatan dalam
kelompok sosial mendapatkan nilai 0,88. Indikator berbicara didepan umum mendapatkan
nilai 0,33. Indikator beban kerja mendapatkan nilai 2,54. Dan indikator terakhir, waktu luang,
mendapatkan nilai 2,92.