Formulasi Mitigasi Bencana Aliran Sedimen Akibat Longsoran Gunung Bawakaraeng = Mitigation Formula of Sediment Flow Disaster Due to Landslide of Mount Bawakaraeng

Ancaman terbesar adalah endapan material bahan rombakan hasil longsoran Maret 2004 yang mengganggu kelestarian fungsi waduk Bili-Bili di sebelah hilir Gunung Bawakaraeng sebagai sumber air bagi penduduk sekitar, endapan material ini biasanya disebut sebagai bencana sedimen sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi mitigasi bencana sedimen yang diakibatkan oleh bencana sekunder tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengambil data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui sampel pada segmen-segmen yang terdapat di sekitar Sabo 7-1. Sampel diambil menggunakan ember/bucket dengan meniriskan air sungainya terlebih dahulu. Sampel tersebut kemudian diolah di laboratorium Mekanika Tanah, dan hasilnya meliputi hasil analisa saringan, diameter butir sedimen serta berat jenis sedimen. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa gradasi partikel sedimen terdiri dari pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, kerikil halus dan kerikil kasar. Diameter dari partikel sedimen/diameter median (D50) berkisar antara 0,5-13,10 mm. Adapun nilai berat jenis partikel sedimen melalui uji berat jenis berkisar antara 2,659-2,682 gr/cm. Dilakukan pula analisa data sekunder, menghasilkan debit maksimum rencana sebesar 2549,86 m3/ dt. Skala kekerasan berdasarkan skala mohs dan data sekunder berkisar antara 4-7 m. Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya mitigasi bencana sedimen berupa bangunan sabo dam, dengan tipe terbuka konstruksi beam/baja.

Keywords : Karakteristik sedimen, bencana sedimen, Sungai Jeneberang