Analisis Keseimbangan Air Sungai Lekopancing untuk Memenuhi Kebutuhan Air Baku dan Irigasi = Analysis of Water Balance of Lekopancing River to Meet Raw Water and Irrigation Needs

Air merupakan sumber daya yang paling dibutuhkan bagi keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bumi. Sumber daya ini paling penting bagi manusia karena hampir seluruh aktivitas manusia membutuhkan air. Sungai merupakan salah satu sumber air yang dimanfaatkan untuk irigasi bagi pertanian sehingga dapat berpengaruh dalam peningkatan produksi pertanian melalui penyediaan air irigasi. Sungai Lekopancing merupakan sungai yang memenuhi kebutuhan sumber daya air baku dan air bersih pada beberapa wilayah yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, seperti daerah Tompobulu, Tanralili, dan Moncongloe.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk Menganalisis seberapa besar ketersediaan air dan alternatif pemenuhan kebutuhan air irigasi dan air baku pada daerah Sungai Lekopancing. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data-data sekunder yang diperoleh seperti data hidrologi, klimatologi dan kebutuhan air minum. Data-data tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan nilai ketersediaan air dan kebutuhan air sehingga diakhir dapat dilakukan analisis keseimbangan air berdasarkan nilai yang telah diperoleh.
Berdasarkan metode dan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil pada bulan Desember – Maret ketersediaan air pada Sungai Lekopancing berkisar antara 19,73 - 26,11 m3/detik. Dimana kondisi debit maksimum terjadi pada bulan Januari I sebesar 26,11 m3/detik. Sedangkan pada bulan Juli – Oktober ketersediaan air berkisar antara 3,57 – 1,27 m3/detik. Dimana debit terkecil terjadi pada bulan Oktober I sebesar 1,15 m3 /detik. 2. Hasil alternatif pemenuhan kebutuhan air minum dan irigasi, dengan pola penanaman padi-padi-palawija dan masing-masing intensitas layanan tiap periode maksimal sebesar 100%, sehingga total keterpenuhan kebutuhan air maksimal sebesar 300%. Menunjukkan bahwa alternatif paling efektif dalam pemenuhan kebutuhan air adalah alternatif 3 dengan pemenuhan kebutuhan air minum sebesar 1 m3/detik, dengan ketentuan pola tanam Padi I pada bulan Desember II – April II, Padi II pada bulan Mei I – Agustus II dan Palawija pada bulan September I – Desember I dengan layanan keterpenuhan kebutuhan air Padi I dan Palawija sebesar 100% dan padi II sebesar 20,68% sehingga total intensitas layanannya sebesar 220,68%, sedangkan alternatif lainnya yaitu alternatif 1,2,4,5 dan 6 total intensitas layanan tanamnya secara berurutan adalah 128,68%, 189,35%, 176,67%, 160,26% dan 182,18%.

Kata Kunci : Ketersediaan air, Kebutuhan air, Pola tanam, Keseimbangan air