TINGKAT ADOPSI PETANI KAKAO TERHADAP GAP (Good Agricultural Practice) = LEVEL OF ADOPTION OF COCOA FARMERS TO GAP (Good Agricultural Practice)


Saputra, Hermawan (2023) TINGKAT ADOPSI PETANI KAKAO TERHADAP GAP (Good Agricultural Practice) = LEVEL OF ADOPTION OF COCOA FARMERS TO GAP (Good Agricultural Practice). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
G21116016_skripsi_07-11-2023 CAVER1.jpg

Download (237kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
G21116016_skripsi_07-11-2023 BAB 1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
G21116016_skripsi_07-11-2023 DP.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
G21116016_skripsi_07-11-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 3 January 2026.

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

ABSTRAK

HERMAWAN SAPUTRA : TINGKAT ADOPSI PETANI KAKAO TERHADAP GAP (Good Agricultural Practice), Pembimbing RUSLI M.RUKKA, PIPI DIANSARI, MUH. HATTA JAMIL, ACHMAD AMIRUDDIN.

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis Amerika Selatan yang telah tersebar di seluruh dunia dan menjadi komoditi unggulan di seluruh dunia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkebunan kakao terluas di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Dalam statistik kakao (2021). Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kakao, memeiliki beberapa permasalahan yang dihadapi seperti terjadinya penurunan jumlah luas lahan , serangan hamadan penyakit, dan kurangnya pemahaman tentang budidaya kakao yang baik. GAP (Good Agriculture Practices) adalah salah satu rangkaiyan yang secara terstruktur dalam budidaya kakao yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas biji kakao yang dihasilkan melalui kegiatan pemangkasan, pemupukan,panen sering, sanitasi, dan fermentasi. Sebagai Provinsi Sulawesi Selatan salah satu dengan hasil produksi terbesar di Indonesia dengan hasil produksi sebesar 93,8 ribu, perlu adanya pemehaman tentang teknologi GAP sehingga meningkatnya hasil produksi petani kakao. Kabupaten Bantaeng yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan salah satu kabupaten yang telah menerapkan GAP, perlu adanya pengukuran untuk melihat tingkat adopsi petani kakao dengan menggunakan metode linker sebagai alat ukur, setelah itu di peroleh rata-rata dari hasil wawancara/kousener maka kita dapat mengetahui kategori tingkat adopsi petani kakao terhadap GAP (Good Agriculture Practices) yang dimana hasil dari kategori tingkat adopsi menunjukkan tingkat adopsi petani kakao yang berada di Kabupaten Bantaeng berada pada tingkat sedang dengan kategori tingkat adopsi untuk pemangkasan 22,68%, pemupukan 18,21, panen sering 24, sanitasi 14,68 dan fermentasi 10,76, sehingga masih perlunya untuk meningkatkan daya adopsi petani kakao agar dapat memaksimalkan produksi dari tanaman kakao.

Kata Kunci : Kakao, GAP (Good Agriculture Practices), Metode Linker

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Cocoa, GAP (Good Agriculture Practices), Linker Method
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 18 Apr 2024 07:50
Last Modified: 18 Apr 2024 07:50
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/31764

Actions (login required)

View Item
View Item