GUGURAN SERASAH KAKAO SISTEM AGROFORESTRI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KARBON ORGANIK


EMMI, REGINA (2019) GUGURAN SERASAH KAKAO SISTEM AGROFORESTRI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KARBON ORGANIK. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of FULL TEXT] Text (FULL TEXT)
SKRIP UJIAN MEJA EDITT 23(Autosaved).pdf

Download (991kB)

Abstract (Abstrak)

REGINA EMMI. Guguran serasah kakao sistem agroforestri dan kontribusinya
terhadap karbon organik. Pembimbing: SIKSTUS GUSLI dan SYAMSUL ARIFIN
LIAS.
Latar Belakang Serasah merupakan bahan organik yang dihasilkan tanaman,
termasuk dari guguran daun yang akan dikembalikan ke tanah. Lapisan serasah yang
tebal dapat menjaminan perbaikan kesehatan tanah, mempertahankan kandungan
bahan organik tanah tetap tinggi. Tujuan Kami mempelajari pengaruh sistem
penggunaan lahan kakao agroforestri pada produksi serasah kakao dan kontribusinya
terhadap kandungan karbon organik. Metode Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Polewali Mandar. Guguran serasah diukur menggunakan metode litter
trap pada kakao monokultur (Mono), kakao agroforestri muda (YCAF) dan kakao
agroforestri tua (OCAF) dengan empat ulangan yang di tempatkan diantara pohon
kakao mengikuti garis transek di setiap penggunaan lahan. Ketebalan serasah diukur
pada awal dan akhir penelitian. Analisis karbon organik dilakukan pada minggu
pertama, ke empat dan ke delapan. Pengukuran curah hujan dan suhu udara (data
pendukung) dilakukan setiap hari selama penelitian. Hasil Kakao Mono
menghasilkan lebih banyak guguran serasah (68.39), diikuti oleh OCAF (50.46) dan
YCAF (36.47) g. Ketebalan serasah mengalami peningkatan rata-rata 1.53 (Mono),
0.54 (YCAF) dan 0.19 cm (OCAF). Ada perbedaan akumulasi kandungan massa
karbon organik daun yang dihasilkan pada minggu ke delapan yaitu 22.22 (Mono),
9.82 (YCAF) dan 13.76 kg ha-1 (OCAF). Pola guguran serasah tampaknya mengikuti
sebaran curah hujan di lapangan. Suhu maksimum dan minimum di daerah penelitian
nyaris tidak bervariasi dan tidak memengaruhi guguran serasah. Kesimpulan Kakao
Mono menghasilkan jumlah guguran yang lebih banyak dibandingkan dengan kakao
sistem agroforestri. Kontribusi kandungan karbon organik berbanding lurus dengan
akumulasi guguran daun kakao, begitupun dengan ketebalan serasah. Pola guguran
serasah dipengaruhi oleh curah hujan, tetapi tidak oleh suhu udara. Banyaknya
serasah dapat mempertahankan kandungan bahan organik tanah.
Kata kunci: Bahan organik, litter trap, ketebalan serasah, penggunaan lahan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci: Bahan organik, litter trap, ketebalan serasah, penggunaan lahan.
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: Kamaluddin
Date Deposited: 04 Apr 2024 05:23
Last Modified: 04 Apr 2024 05:23
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/31604

Actions (login required)

View Item
View Item