ANALISIS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN DOSEN DAN MAHASISWA (Studi Kasus untuk Mengurangi Konflik Dosen Pendatang dengan Mahasiswa Asli Papua di Universitas Timika = Analysis of Intercultural Communication in the Environment between Lecturers and Students (A Case Study to Reduce Conflict between Migrant Lecturers and Indigenous Papuan Students at Timika University)

HANIFA. Analisis Komunikasi Antarbudaya di Lingkungan Dosen dengan Mahasiswa (Studi Kasus Untuk Mengurangi Konflik Komunikasi Antarbudaya Dosen Pendatang dengan Mahasiswa Asli Papua di Universitas Timika) (dibimbing oleh Jeanny Maria Fatimah dan Muhammad Farid).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi antarbudaya dosen pendatang dengan mahasiswa asli Papua di Universitas Timika. Fokus penelitian ini terbagi menjadi dua permasalahan, yaitu (1) Analisis Komunikasi Antarbudaya; (2) Hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggali informasi terkait komunikasi antarbudaya dosen pendatang dengan mahasiswa asli Papua. Peneliti mewawancarai tujuh informan yang telah menenuhi kriteria. Kriteria penentuan informan dari mahasiswa berdasarkan suku, yaitu berasal mahasiswa semester tiga yang berasal dari suku Papua dan dari dosen selain suku Papua. Untuk informan dosen yaitu berasal dari suku Jawa, Bugis dan Toraja. Wawancara ini menggunakan Teknik wawancara semistruktur. Penelitian ini menggunakan studi kasus kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya dosen pendatang dengan mahasiswa Papua menggunakan bahasa yang disederhanakan dengan menggunakan istilah-istilah yang familiar di kalangan mahasiswa Papua, menggunakan dialek, logat, bahasa nonverbal (mimic & psycal touch) agar memudahkan proses komunikasi. Hal ini diharapkan agar dapat mengurangi konflik komunikasi antarbudaya di lingkungan Universitas Timika. Selanjutnya hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dosen pendatang dengan mahasiswa Papua yaitu dari segi bahasa, stereotip, etnosentrisme dan prasangka. Mayoritas mahasiswa yang berasal dari suku di pegunungan tengah masih memiliki hambatan dalam memahami dan menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sehingga hal ini menjadi poin utama dalam berkomunikasi.

Keywords : Komunikasi antarbudaya, hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya, mahasiswa suku Papua