Analisis Komponen Zat Ekstraktif Pelarut Polar dan Non Polar Terhadap Kayu Arang (Diospyros sp.)


Dian Hardian, Dian Hardian (2020) Analisis Komponen Zat Ekstraktif Pelarut Polar dan Non Polar Terhadap Kayu Arang (Diospyros sp.). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
M11115045_skripsi Cover1.png

Download (177kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1 dan 2] Text (Bab 1 dan 2)
M11115045_skripsi I-II.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
M11115045_skripsi DP.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
M11115045_skripsi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Diospyros sp. atau kayu arang merupakan tanaman famili Ebenaceae genus Diospyros yang dapat ditemukan di daerah pesisir Kepulauan Selayar. Kayu arang yang berwarna hitam dengan persentase kayu teras 80% berpotensi mengandung banyak zat ekstraktif yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan tingkat polaritas, ekstraktif terbagi dua yaitu polar dan nonpolar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar zat ekstraktif polar dan nonpolar pada kayu arang. Ekstraksi dilakukan secara berurutan menggunakan pelarut n-heksana dan metanol 90%. Fraksinasi ekstrak n-heksana menggunakan aseton dan NaCO3 10%, sedangkan fraksinasi ekstrak metanol menggunakan pelarut aseton dan butanol. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengetahui kadar tanin, polifenol dan flavonoid kayu arang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu arang memiliki kadar zat ekstraktif polar sebesar 1,60% dan nonpolar sebesar 0,35% dengan total sebesar 1,95%. Fraksinasi n-heksana pada kayu gubal menghasilkan fraksi aseton 30,34% dan residu 51,72% sedangkan pada kayu gubal diperoleh fraksi aseton 26% dan residu 70,40%. Fraksinasi metanol menghasilkan fraksi aseton, fraksi butanol dan residu secara berurutan pada kayu gubal 30,67%, 13,08%, dan 42%, sedangkan pada kayu teras 22,94%, 16,25%, dan 46,88%. Analisis fitokimia menunjukkan bahwa zat ekstraktif kayu arang mengandung komponen senyawa fenolik pada kayu teras didominasi oleh tanin (17,96%), polifenol (7.10%), dan flavonoid (1,79%), sedangkan pada kayu gubal didominasi oleh polifenol (9.86%), tanin (2,6%), dan flavonoid (1,29%). Penggunaan ekstraktif yang bersifat polar kurang cocok digunakan pada daerah sering terkena air karena dapat meningkatkan penyerapan air sehingga stabilitas kayu rendah, sedangkan ekstraktif non polar sebaliknya, dapat berfungsi sebagai bulking agent sehingga dapat meningkatkan stabilitas dimensi kayu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: arang, ekstraksi, polar, nonpolar, tanin, flavonoid, polifenol
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Depositing User: sangiasseri abubakar
Date Deposited: 09 Mar 2021 07:04
Last Modified: 09 Mar 2021 07:04
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/3116

Actions (login required)

View Item
View Item