UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI REPRODUKSI SAPI BALI YANG DIPELIHARA PADA LAHAN KELAPA SAWIT MELALUI SINKRONISASI BERAHI DAN PENERAPAN “MINI CATTLE YARD PORTABLE" = EFFORTS TO INCREASE THE REPRODUCTIVE EFFICIENCY OF BALI COWS RAISED UNDER OIL PALM PLANTATION THROUGH ESTROUS SYNCHRONIZATION AND THE APPLICATION OF MINI CATTLE YARD PORTABLE


Fatem, Hendrikus (2023) UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI REPRODUKSI SAPI BALI YANG DIPELIHARA PADA LAHAN KELAPA SAWIT MELALUI SINKRONISASI BERAHI DAN PENERAPAN “MINI CATTLE YARD PORTABLE" = EFFORTS TO INCREASE THE REPRODUCTIVE EFFICIENCY OF BALI COWS RAISED UNDER OIL PALM PLANTATION THROUGH ESTROUS SYNCHRONIZATION AND THE APPLICATION OF MINI CATTLE YARD PORTABLE. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
I013191005_disertasi_24-10-2023 caver1.jpg

Download (297kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
I013191005_disertasi_24-10-2023 bab 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
I013191005_disertasi_24-10-2023 dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
I013191005_disertasi_24-10-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 29 November 2025.

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Tingkat reproduksi sapi potong di Papua Barat masih rendah. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mangatasi masalah ini adalah dengan mengintegrasikan lahan kelapa sawit dengan ternak sapi. Namun upaya mengalami beberapa hambatan antara lain manajeman pemeliharaan ternak, khususnya manajemen reproduksi.Tujuan umum adalah untuk mengetahui efisiensi reproduksi sapi yang dipelihara di lahan sawit dan upaya-upaya yang bisa diterapkan untuk memudahkan penanganan ternak dalam upaya meningkatkan efisiensi reproduksi tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, 3 (tiga) tahapan penelitian yang telah dilakukan. Tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi
reproduksi sapi yang dipelihara di lahan sawit. Sebanyak 71 ekor sapi Bali milik petani-peternak yang telah melahirkan selama dua kali berturut-turut dipilih secara acak dari buku pencatatan teknisi IB. Semua sapi dalam penelitian dipelihara dan digembalakan di bawah perkebunan kelapa sawit
sepanjang hari. Deteksi berahi dilakukan oleh peternak dan dilakukan IB oleh inseminator berdasarkan laporan peternak. Parameter yang diukur adalah perkawinan per konsepsi (S/C), lama kebuntingan, jarak antara melahirkan sampai IB pertama dan angka konsepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah perkawinan per konsepsi (±SD) pada sapi Bali
yang dipelihara di lahan perkebunan kelapa sawit sebesar 1,45 ± 0,58.Setelah kebuntingan pertama, rata-rata interval antara melahirkan sampai IB pertama, jarak kelahiran sampai kembali bunting, dan jarak kelahiran serta berturut-turut adalah 68,6 ± 39,9 hari, 90,6 ± 37,9 hari, dan 363,8 ±
38,7 hari. Dengan demikian, pada studi 1 ini dapat disimpulkan bahwa sapi
Bali yang dipelihara di perkebunan kelapa sawit memiliki potensi reproduksi yang baik.Tahap kedua bertujuan untuk mengetahui angka kebuntingan ternak sapi Bali yang dipelihara di bawah lahan perkebunan kelapa sawit dengan
dan tanpa menggunakan Mini Cattle Yard Portable. Sebanyak 96 ekor ternak sapi Bali betina telah dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan. Kelompok pertama adalah ternak-ternak sapi Bali (n=40) dengan perlakuan menggunakan Mini Cattle Yard Portable untuk penanganan ternak selama berlangsungnya penelitian (sampai pelaksanaan IB). Kelompok kedua adalah ternak-ternak sapi Bali (n=56) tanpa perlakuan penggunaan Mini Cattle Yard Portable. Pada kelompok kedua ini, penanganan ternak-ternak sapi rakyat yang dipelihara pada lahan perkebunan kelapa sawit tidak diintervensi apapun dan dibiarkan seperti yang biasa dilakukan oleh peternak. Ternak-ternak pada kedua kelompok perlakuan yang menunjukkan tanda-tanda berahi diinseminasi oleh inseminator menggunakan straw sapi Bali. Hasil studi kedua ini menunjukkan bahwa
rata-rata interval antara melahirkan sampai bunting pada ternak sapi Bali yang dipelihara di bawah lahan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan Mini Cattle Yard Portable sangat nyata (P<0,01) lebih pendek dibandingkan dengan tanpa menggunakan Mini Cattle Yard Portable (70,2 ± 19,2 vs. 81,7 ± 22,4 hari). Angka kebuntingan pada ternak sapi Bali dan dengan menggunakan Mini Cattle Yard Portable adalah sebesar 93.02%, nyata (P=0,053) lebih tinggi dibandingkan dengan angka kebuntingan ternak sapi Bali tanpa menggunakan Mini Cattle Yard Portable (91,80%). Oleh karena itu, berdasarkan hasil studi kedua ini maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Mini Cattle Yard Portable pada ternak sapi
Bali yang dipelihara di bawah lahan kelapa sawit dapat memperpendek interval antara melahirkan sampai bunting, dapat meningkatkan angka kebuntingan dan dapat mempercepat laju kebuntingan per satuan waktu. Pada tahap ketiga, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sinkronisasi berahi terhadap efisiensi reproduksi sapi yang dipelihara di lahan sawit. Sebanyak 48 ekor ternak sapi Bali yang dipelihara di bawah perkebunan sawit dibagi menjadi dua kelompok. Dari 48 ekor sapi Bali, 18 ekor sapi menjadi sasaran sinkronisasi berahi dengan pemberian prostaglandin F2α tunggal (T) dan 30 ekor sapi kontrol, tanpa sinkronisasi
berahi (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa S/C keseluruhan untuk kedua kelompok adalah 1,7 ± 0,9 kali dan tidak ada perbedaan S/C yang nyata antara kelompok kontrol dan perlakuan (1,7 ± 0,8 vs 1,8 ± 1,0). Interval antara melahirkan sampai IB pertama pada kelompok perlakuan
secara nyata (P<0,05) lebih pendek dibandingkan kelompok kontrol (51,0 ± 5,7 vs. 92,3 ± 70,9 hari). Demikian pula, jarak kelahiran pada kelompok perlakuan secara nyata (P<0,049) lebih pendek dibandingkan kelompok kontrol (350,1 ± 24,7 vs 391,5 ± 66,4 hari; P=0,047). Dengan demikian,
maka studi ketiga ini menyimpulkan bahwa sapi Bali yang diberi perlakuan sinkronisasi berahi menggunakan prostaglandin F2α tunggal dapat meningkatkan penampilan reproduksinya.Dengan demikian, maka implikasi dari penerapan teknologi sinkronisasi berahi dan Mini Cattle Yard Portable ini pada ternak-ternak sapi Bali yang dipelihara di lahan perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan penampilan reproduksi.

Kata kunci: Efisiensi Reproduksi, Sapi Bali, Lahan Kelapa Sawit, Sinkronisasi Berahi, Mini Cattle Yard Portable

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Reproductive efficiency, Bali cows, Palm oil plantation, Estrous synchronization, Mini Cattle Yard Portable
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions (Program Studi): Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 29 Nov 2023 03:31
Last Modified: 29 Nov 2023 03:31
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/30883

Actions (login required)

View Item
View Item