FORMULASI DAN KARAKTERISASI SISTEM HIDROGEL DOKSISIKLIN HIKLAT BERBASIS TAUTAN SILANG KITOSAN-ASAM HIALURONAT

Ulkus kaki diabetik (UKD) adalah komplikasi utama penderita diabetes berupa luka kronis pada tungkai kaki. UKD menjadi tantangan bagi sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia karena rentan terhadap infeksi mikroorganisme dan inflamasi yang berkepanjangan. Salah satu lini pertama pengobatan penyakit ini secara klinis yaitu pemberian doksisiklin hiklat (Doxy). Namun, ketersediaan Doxy dalam bentuk tablet, kapsul, dan sediaan topikal konvensional mengurangi efektivitas terapinya dalam jangka panjang, berkaitan erat dengan efek samping pada gastrointestinal dan rasa nyeri selama perawatan, serta pelepasan obat yang tidak terkontrol pada lokasi luka. Pada penelitian ini, desain sediaan topikal Doxy berupa hidrogel pH-responsif dikembangkan untuk mengatasi hal tersebut. Sistem hidrogel Doxy dibuat dengan basis campuran karboksimetil kitosan (KK) dan aldehida asam hialuronat (AAH) melalui ikatan silang basa Schiff. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kombinasi KK dan AAH terhadap karakteristik dan profil pelepasan Doxy secara in vitro pada formulasi hidrogel. Terdapat 3 formula hidrogel Doxy yang dikembangkan dengan perbandingan konsentrasi kombinasi KK dan AAH, yaitu F1 (3%:7%), F2 (5%:5%), dan F3 (7%:3%). Pengujian organoleptis, pH, viskositas, tipe aliran, sifat keterbasahan, dan profil pelepasan obat secara in vitro dilakukan untuk evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi kombinasi KK dan AAH mempengaruhi karakteristik dan profil pelepasan hidrogel Doxy. Peningkatan konsentrasi KK dan penurunan konsentrasi AAH menghasilkan peningkatan transparansi, pH dan viskositas, serta penurunan sifat hidrofilisitas dan profil pelepasan hidrogel Doxy. Lebih dari 90% Doxy dilepaskan dari setiap formula hidrogel dalam interval waktu 24 jam (p<0,05). Selanjutnya, F2 telah dipilih sebagai formula optimal pada penelitian ini karena dapat memberikan karakteristik fisiko-kimia yang baik. Berdasarkan parameter kinetika pelepasannya, F2 mampu menyediakan pelepasan Doxy secara terkontrol melalui mekanisme difusi Fick dalam model Korsmeyer-Peppas (n<0,45).