STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA SANTRI PONPES AS`ADIYAH ERENG, KABUPATEN BANTAENG = POLITENESS STRATEGIES IN STUDENTS LANGUAGE OF ERENG ISLAMIC BOARDING SCHOOL, BANTAENG REGENCY

Pendidikan kepesantrenan dengan pola-pola komunikasi yang beranekaragam dan mengutamakan unsur sopan santun menjadi prinsip utama Pondok Pesantren As'adiyah Ereng Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan menemukan bentuk strategi kesantunan berbahasa santri kelas XI MA dalam berinteraksi sesama santri, santri dengan pembina pada situasi nonformal, santri dengan guru pada situasi tormal di lingkungan Pondok Pesantren As'adiyah Ereng Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik rekam, simak, dan teknik catat. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, analisis data, dan verifikasi atau penarikan simpulan dengan metode padan pragmatis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu strategi yang digunakan santri dalam berinteraksi sesama santri di kelas secara formal, yakni strategi langsung, dua strategi ketika di luar kelas atau nonformal, yakni strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif. Lima strategi yang digunakan santri dalam berinteraksi dengan pembina di luar kelas, yakni strategi langsung, strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negatif, strategi tidak langsung, dan strategi diam. Empat strategi yang digunakan santri dalam berinteraksi dengan guru di kelas yakni, strategi langsung, strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negatif, dan strategi diam. Penggunaan strategi langsung pada ranah informal sama dengan penggunaan strategi langsung pada ranah formal. Direkomedasikan, penggunaan baliasa di dalam pondok pesantren merupakan model penggunaan bahasa santun dan memenuhi etika berbahasa Bugis-Makasar yang saling menghargai antara sesarna baik dalam situasi formal maupun nonformal. Pondok pesantren merupakan lembaga formal yang harus mendidik santrinya untuk berbicara secara santun, lembaga yang menghasilkan generasi anak bangsa yang akan menjadi pemimpin bangsa sehingga perlu mewujudkan kesantunan dalam berbicara.

Kata kunci: strategi kesantunan berbahasa santri