Hasrianti, Hasrianti (2023) AKULTURASI PADA ARSITEKTUR BANGUNAN MASA KOLONIAL BELANDA DI KABUPATEN BANTAENG: PERSPEKTIF ARKEOLOGI SEJARAH = THE ACCULTURATION OF DUTCH COLONIAL PERIOD BUILDING ARCHITECTURE AT BANTAENG REGENCY: A HISTORICAL ARCHAEOLOGICAL PERSPECTIVE. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
F042201002_tesis_09-08-2023 caver1.jpg
Download (241kB) | Preview
F042201002_tesis_09-08-2023 bab 1-2.pdf
Download (1MB)
F042201002_tesis_09-08-2023 dp.pdf
Download (411kB)
F042201002_tesis_09-08-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 26 October 2025.
Download (9MB)
Abstract (Abstrak)
Arsitektur bangunan masa kolonial di Kabupaten Bantaeng menarik dikaji secara arkeologis karena menyiratkan interaksi antara unsur arsitektur lokal dengan unsur arsitektur Eropa dan non lokal lainnya. Beberapa penelitian arkeologi terkait masa kolonial di Kabupaten Bantaeng telah dilakukan, tetapi belum satu pun secara khusus mengkaji persoalan akulturasi pada arsitektur bangunan-bangunan masa kolonial di Kabupaten Bantaeng. Padahal, melalui penelitian ini akan dapat dipahami masalah perubahan budaya yang terkait dengan cara-cara adaptasi manusia, khususnya pada masa kolonial Belanda. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk akulturasi pada arsitektur bangunan-bangunan masa kolonial di Kabupaten Bantaeng dan faktor penyebab, serta dampaknya. Penelitian ini menggunakan metode desk study dengan pendekatan kualitatif-induktif dan paradigma arkeologi sejarah. Pengumpulan data dilakukan melalui survei sekunder. Teknik analisis meliputi kritik sumber, analisis bentuk dan tipologi, serta interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh Eropa, Bugis-Makassar, Cina, Jawa, Melayu, dan Arab pada arsitektur bangunan. Unsur-unsur tersebut saling berpadu sebagai hasil dari interaksi budaya berbentuk asosiatif yang wujudnya terlihat pada akulturasi. Faktor-faktor penyebabnya pertama, sejarah terkait peranan Bantaeng sebagai pelabuhan perantara juga daerah penghasil barang komoditas dagang, kedatangan Belanda, dan Islamisasi. Faktor kedua yaitu kebijakan penguasa lokal terkait penerimaan agama Islam serta kebijakan pemerintah Belanda dalam penataan infrastruktur dan tata ruang di Bantaeng. Dampaknya yaitu perubahan corak arsitektur sebagai bagian dari adaptasi dan modernisasi, dengan tidak menghilangkan budaya asli.
Keywords : Akulturasi, interaksi, arkeologi, kolonial, Bantaeng
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | acculturation, interaction, archaeology, colonial, Bantaeng |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Budaya > Arkeologi |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 19 Feb 2024 07:21 |
Last Modified: | 19 Feb 2024 07:21 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/29931 |