PENGARUH LATIHAN MALAM TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID, INTERLEUKIN-6, DAN CREATINE KINASE PADA ATLET BULUTANGKIS DI KOTA MAKASSAR

Bulutangkis merupakan olahraga anaerobik yang terutama memanfaatkan kontraksi otot eksentrik untuk komponen gerakan, seperti smash, lunge berulang, dan lari cepat untuk memukul shuttlecock kembali ke lawan. Pergerakan intens ini dapat merusak otot. Selain itu, masih belum jelas efek olahraga intens ini bagi tubuh kita jika dilakukan pada malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh latihan malam hari terhadap perubahan kadar oksidan, inflamasi serta kerusakan otot pada atlet bulutangkis. Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sejumlah 22 pemain bulu tangkis putra dari klub bulu tangkis profesional dengan rentang usia 11 hingga 17 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Latihan bulu tangkis dilakukan pada malam hari mulai pukul 17.00 – 21.00. Sampel darah subjek diambil dari lima belas menit sebelum latihan bulu tangkis dan lima belas menit setelah latihan untuk mendapatkan malondialdehyde (MDA), interleukin-6 (IL-6), dan creatine kinase (CK) serum. Spektrofotometri digunakan untuk mengukur MDA dan CK serum, sedangkan IL-6 diukur menggunakan kit Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Hasil analisis data menunjukkan bahwa serum MDA, IL-6, dan CK subjek meningkat secara signifikan setelah latihan bulu tangkis malam hari (p<0,05). Sehingga, hal ini
menunjukkan bahwa latihan bulu tangkis malam dapat meningkatkan produksi oksidan dan sitokin inflamasi, begitupun juga dengan kerusakan otot.